Wanheart News - Pemandangan menarik tersaji pada momen Leicester City mengangkat Piala Football Association (FA) usai mengalahkan Chelsea di final FA Cup musim ini.
Dua pemain Leicester City, yakni Wesley Fofana dan Hamza Choudhury mempunyai cara tersendiri dalam merayakan kemenangan itu. Ya, keduanya mengangkat bendera Palestina dan berfoto bersama di Wembley.
Pengibaran bendera ini sebagai bentuk dukungan kedua pemain ini terhadap Palestina yang saat ini sedang berkonflik di Jalur Gaza, dan memakan banyak korban jiwa.
Ini menjadi raihan trofi Piala FA pertama bagi Leicester, yang sebelumnya selalu gagal dalam empat penampilan di final.
Youri Tielemans sang pencetak gol semata wayang jelas patut disemati gelar pahlawan kemenangan Leicester atas Chelsea.
Namun, itikad untuk memberi dukungan kepada warga Palestina bisa menjadi bumerang tersendiri untuk mereka.
Choudury dan Fofana berpotensi terkena hukuman karena membawa persoalan antarnegara ke dalam lapangan.
Hal tersebut pernah terjadi kepada mantan pemain Sevilla, Frederic Kanoute.
Pemain asal Mali yang terkenal akan kecintaannya dengan islam itu melakukan selebrasi dengan memperlihatkan kaos dalam yang bertuliskan "Palestine".
Selebrasi itu dilakukan ketika Kanoute membawa Sevilla menang 2-1 atas Deportivo La Coruna di Copa del Rey pada 2009.
Diketahui bahwa Kanoute turut mendukung perjuangan rakyat Palestina agar bisa meraih kedamaian.
Pada saat itu, Palestina juga dalam kondisi kritis dengan militer Israel yang menggempur jalur Gaza.
Sayang, itikad baiknya harus berakibat denda 3.000 pounds (Rp 60 juta) dari RFEF (PSSI-nya Spanyol).
Melansir dari Goal International, pemain yang sempat merumput bersama West Ham di Liga Inggris ini dikenakan pasal 120 oleh RFEF karena diklaim mengungkapkan pesan yang bersifat religius atau politik di lapangan.
Sumber: Portal-Islam