Wanheart News - Dulu Presiden menyatakan pembangunan infrastruktur tidak akan membebani APBN. Kini terbukti pernyataan tersebut hanyalah omong kosong. Enam tahun lalu, utang PLN kurang dari Rp20 triliun. Per hari ini, jumlahnya telah meroket menjadi Rp500 triliun. Bayangkan, rekor penambahan utang itu terjadi hanya dalam satu periode kekuasaan.
Krisis utang yang kini tengah membelit sejumlah BUMN kelas atas, termasuk Garuda yang sedang di ambang pailit, pada akhirnya bukan hanya akan berimbas kepada APBN, tapi juga pada resource strategis nasional. Apa jadinya negara kepulauan ini jika jembatan udara milik negaranya kolaps, atau sebagian besar jalan raya bebas hambatannya (Jalan Tol) terpaksa dilego ke pihak asing untuk menutupi miskalkulasi (salah perhitungan) proyek-proyek pembangunan Pemerintah?
Dulu, ketika Presiden melakukan notable proyek kereta cepat Jakarta-Bandung banyak orang bertempik sorak, seolah kita sedang mengalami renaisans (kebangkitan). Tetapi, orang-orang waras melihat peristiwa itu dengan dahi mengernyit. Terbukti, kita memang tidak sedang mengakselerasi pembangunan, melainkan kehancuran.
Dan kita belum melihat seorangpun yang bekerja di lingkungan kekuasaan berusaha untuk menarik rem darurat dan membubarkan pesta.