Wanheart News - Kasus sebaran Covid-19 di Kabupaten Bangkalan Madura Jawa Timur sedang tinggi-tingginya. Hanya dalam dua pekan, dari 12 kasus orang positif terpapar Corona melonjak menjadi 322 kasus.
Menurut Bupati Bangkalan R Abdul Latif Amin Imron, ada beberapa kendala yang menjadi penyebab penanganan Covid-19 di Kabupaten Bangkalan belum optimal. Di antaranya, warga enggan menjalani pemeriksaan rapid test dan tidak mau dirujuk ke rumah sakit.
"Jadi, ketika masuk rumah sakit sudah dalam kondisi kritis. Ini memperbesar risiko kematian," kata Ra Latif sapaan akrabnya beberapa waktu lalu.
Analisa lain, penyebab lonjakan kasus Covid-19 ini salah satunya akibat transmisi lokal cluster keluarga dari pemudik hari raya ketupat. Di Kecamatan Arosbaya ada tradisi kumpul bareng keluarga dengan kemungkinan mengabaikan protokol kesehatan.
Di sisi lain, warga Bangkalan Madura bisa dibilang tidak terlalu mempedulikan kasus Covid ini. Seperti dikisahkan warga Madura, sebut saja namanya Hans. Mertua Hans tinggal di Bangkalan, meninggal setelah positif terpapar Covid.
Ia menceritakan betapa sulitnya memberi pemahaman bapak dan keluarganya di Bangkalan tentang bahaya Covid ini. Bahkan, kata dia, justru ada kelompok-kelompok tertentu yang seolah-seolah mengajak agar masyarakat tidak peduli pada virus yang mengguncang dunia itu.
"Mertuaku saja ngeyel, menganggap Covid enggak ada. Itu bikinan katanya. Pas sakit saja enggak mau dibawa ke rumah sakit. Ada yang bilang gini, Corona enggak bakal hilang selama Presidennya Jokowi. Kan ndagel (lucu). Hubungane opo? Angel pokokke.. (susah pokoknya)," kata Hans tersenyum, Jumat (11/06/2021).
Akibat tingginya angka Covid-19 di Bangkalan tersebut, pemerintah daerah setempat sempat kelabakan hingga akhirnya menggencarkan sosialisasi ke tengah-tengah masyarakat.
Seperti dilakukan Forkopimda Bangkalan baru-baru ini yang mulai gencar mensosialisasikan adanya 3 M yang meliputi mencuci tangan, memakai masker serta menjaga jarak.
Seperti dijelaskan Kapen Humas Covid Bangkalan, Kolonel Arm Imam Haryadi menjelaskan, sosialiasi itu berkaitan dengan komitmen Forkopimda Bangkalan dalam upaya memutus rantai pandemi.
"Sebagai langkah lanjutan. Sementara, di Bangkalan tidak ada angka peningkatan Covid sampai sekarang," katanya, dikutip dari beritajatim.com, jejaring media suara.com, Kamis, 10 Juni 2021.
Meski demikian, pihak Satgas tak ingin lengah. Terbukti, beberapa titik batas masuk ke Madura, kini mulai diperketat. "Iya, semuanya kita perketat. Kita semua berkomitmen memutus penyebaran pandemi ini," bebernya.
Kolonel Arm Imam Haryadi menyebut jika saat ini elemen masyarakat mulai melibatkan diri untuk memutus rantai pandemi Covid-19 yang sebelumnya menyerang daerah itu.
Imam menjelaskan, mulai dari tokoh agama hingga tokoh masyarakat mulai turun di jalan untuk mensosialisasikan pentingnya mematuhi protokol kesehatan.
"Ada juga yang ikut berpartisipasi dengan Satgas dengan membagi-bagikan masker ke masyarakat," kata Imam.
Seperti yang dilakukan oleh Nadia Bafagih (28) saat ini. Ketua relawan RSLI itu merangkul beberapa aktifis kemanusiaan yang ada di Jawa Timiur untuk ikut serta menanggulangi adanya Covid di Bangkalan, salah satunya dengan menciptakan kesadaran di dalam diri masyarakat.
"Kami juga mendatangi Baznas Bangkalan untuk merencanakan bantuan penanganan Covid-19," katanya.
Sumber: Gelora