Wanheart News - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan bak menjadi rebutan jelang Pilpres 2024.
Popularitas orang nomor satu di Ibu Kota itu seolah menjadi daya tarik bagi beberapa partai politik.
Dalam survei-survei yang dilakukan belakangan ini, elektabilitas Anies Baswedan memang menunjukan tren positif.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia itu selalu berada di daftar tiga besar bakal calon presiden favorit.
Nama Anies bersaing dengan tokoh-tokoh potensial lainnya seperti Prabowo Subianto, Ganjar Pranowo, Sandiaga Uno, hingga Ridwan Kamil.
Tak heran jika kini muncul beberapa wacana yang memasangkan Anies dengan para petinggi partai politik.
Sebelumnya, Politisi PDP Effendi Simbolon mengusulkan pasangan Puan Maharani dan Anies Baswedan untuk Pilpres 2024. Dia mengusulkan dua figur tersebut dipersiapkan dalam dua tahun ini.
"Kalau mau dalam dua tahun ini dipersiapkan Puan Anies itu lebih punya perhatian dari publik. Biar saja publik setahun ini menilai sendiri dulu," kata Effendi saat dihubungi, Selasa (1/6/2021), seperti dilansir merdeka.com.
Dia punya alasan mengusulkan duet Anies dan Puan. Menurutnya, Anies memiliki kantong suara dari kaum religius. Sementara Puan dari golongan nasionalis. Sehingga, duet Puan-Anies bisa mendapat suara maksimal.
"Ya harus campuran yang dari nasionalis dan komunitas yang religilah ya, kalau nasionalis dan nasionalis maksimum berapa persen sih," ucapnya.
Effendi menilai, Anies merupakan tokoh yang memiliki suara mayoritas muslim. "Tokoh muslim saya kira cuma Anies. Saya kira tidak ada lagi," ucap anggota Komisi I DPR ini.
Dalam pandangan politiknya, pasangan Puan-Anies lebih berbobot ketimbang Puan dipasangkan dengan Prabowo. Alasannya, prestasi Prabowo juga tak terlalu unggul.
"Ya sudah cukuplah Prabowo umurnya juga sudah 70 berapa kalau tahun 2024, kan juga prestasinya biasa biasa saja lah. Tidak ada yang excelent," ungkapnya.
"Itu jauh lebih berbobot (Puan-Anies), kalau Prabowo-Puan maksimal cuma berapa persen kan bisa dihitung," ujar Effendi.
Meski demikian, lanjut Effendi, semua kembali ke Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri. Mega yang memiliki wewenang menentukan Capres yang diusung PDIP. Kongres memutuskan, Megawati diberikan mandat penuh dalam penentuan calon.
Anies-Airlangga
Setelah disandingkan dengan politisi PDIP Puan Maharani menjadi Puan-Anies, kini muncul wacana memasangkan Anies Baswedan dengan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto.
Direktur Eksekutif Navigator Politik Muhammad Gusti menilai, selain popularitas seharusnya para peneliti di bidang politik menggali sejarah kekuatan-kekuatan mesin politik dari semua kandidat.
“Popularitas bukan penentu kemenangan utama, sejarah politik kita membuktikan bahwa kekuatan partai yang selalu jadi penentunya," kata Muhammad Gusti dalam keterangannya, Selasa (1/6/2021).
"Hari ini, sosok sekaliber Airlangga Hartanto dengan Partai Golkar bisa jadi aggregator elit-elit politik dan bisnis baik di tingkat nasional hingga lokal untuk memenangkan Pilpres tahun 2024," ujarnya.
Jika Airlangga membuka peluang untuk bersanding dengan Anies, menurut Gusti, keduanya memiliki kekuatan politik secara struktural dan kultural untuk membangun bangsa.
Gusti pun yakin, kolaborasi Airlangga dan Anies di Pilpres 2024 dapat menjadi simpul dari seluruh kepentingan juga kekuatan politik untuk mensejahterakan negara dan membahagiakan bangsa.
“Airlangga secara struktural dapat mengorkestrasi aktor-aktor ekonomi politik, elit lokal dan melobi partai politik lainnya, sedangkan Anies mampu secara kultural memobilisasi agen-agen sosial budaya, generasi muda dan jaringan intelektual publik," pungkas Gusti.
Sumber: Portal-Islam