Sebelumnya varian Corona hanya disebut dengan kode yang berdasarkan sistem nomenklatur garis keturunan virus. Sebagai contoh ada varian B117, B1617, B1351, dan P1 yang statusnya merupakan VoC atau varian berbahaya.
Namun, seiring berjalannya waktu berbagai varian Corona juga mendapat julukan dari nama tempat atau negara yang pertama kali mengidentifikasi. Hal ini disebut bisa mengundang diskriminasi sehingga akhirnya diresmikan sebutan baru.
Di Indonesia diketahui sudah ada tiga VoC yang dilaporkan menyebar yaitu Alpha, Beta, dan Delta. Berikut penjelasan perbedaannya:
1. Alpha (B117)
Varian Alpha merupakan sebutan untuk virus Corona B117 yang pertama kali diidentifikasi di Inggris pada akhir tahun 2020 lalu.
Pada beberapa penelitian, varian Corona B117 ini disebut tidak membuat penyakit COVID-19 yang dialami menjadi semakin parah. Tetapi, banyak ahli yang percaya bahwa varian tersebut lebih mudah menyebar dari versi aslinya.
Ada beberapa vaksin yang kini diklaim mampu melawan varian B117. Vaksin Pfizer dan Moderna tampaknya bisa melindungi lebih baik terhadap B117.
Selain itu, vaksin Novavax, Johnson & Johnson, dan AstraZeneca juga disebut-sebut mampu melindungi dari serangan varian B117 tersebut dengan cukup baik.
2. Beta (B1351)
Varian Beta merupakan sebutan untuk virus Corona B1351 yang pertama kali diidentifikasi di Afrika Selatan pada bulan Oktober 2020. Varian baru Corona Afsel ini diketahui 50 persen lebih mudah ditularkan dibandingkan varian sebelumnya.
Para ahli memberikan perhatian khusus pada varian B1351 karena dianggap bisa menurunkan efektivitas vaksin. Berdasarkan hasil uji klinis, vaksin yang ada saat ini mungkin kurang efektif untuk melindungi dari strain tersebut.
3. Delta (B1617.2)
Varian Delta merupakan sebutan untuk virus Corona B1617 yang pertama kali diidentifikasi di India. Varian Delta memiliki mutasi yang membuatnya mudah menular, bahkan melebihi varian Alpha.
Varian Delta memiliki tiga jenis strain, yaitu B1617.1, B1617.2, dan B1617.3. Menurut WHO hanya B1617.2 yang menjadi VoC, sementara kedua jenis varian Delta lainnya memiliki tingkat penularan lebih rendah.
Beberapa studi melihat kemungkinan varian Delta bisa menyebabkan gejala yang lebih parah dan bisa menghindari sistem imun tubuh.