Wanheart News - Kelompok perlawanan Palestina di Jalur Gaza, Hamas, mengancam akan meningkatkan eskalasi dengan Israel kecuali jika mengizinkan transfer USD30 juta (Rp432,7 miliar) uang bantuan Qatar ke Jalur Gaza. Uang bantuan itu dibutuhkan untuk membantu membayar gaji para pegawai.
Pemimpin Hamas di Jalur Gaza, Yahya Sinwar, telah bertemu dengan Koordinator Khusus PBB untuk Proses Perdamaian Timur Tengah Tor Wennesland pada Ahad lalu (20/6/2021).
Dalam pertemuan itu, Sinwar mendesaknya untuk menyelesaikan bantuan Qatar yang dihalang-halangi Israel.
Sinwar lalu memberi penjelasan kepada wartawan tentang kegagalan pembicaraan dengan utusan PBB tersebut dan menuduh Israel melakukan pemerasan.
Dia menyerukan perlawanan rakyat Palestina sambil berjanji untuk mengadakan pertemuan semua faksi Palestina guna menyatukan upaya mereka.
Israel dan PBB sangat prihatin dengan dimulainya kembali pembayaran bantuan uang tunai Qatar karena takut bahwa Hamas akan menggunakan dana tersebut untuk membangun kembali kemampuan militernya, yang secara signifikan melemah selama putaran terakhir kekerasan bulan lalu.
Salah satu kompromi yang disarankan termasuk menggunakan uang itu untuk secara langsung mendanai proyek-proyek PBB di Jalur Gaza.
Sebelumnya pada hari Senin, Sinwar mengatakan kepada wartawan bahwa pembicaraan Hamas dengan PBB telah gagal.
Dia mengumumkan bahwa dia telah menolak provokasi Israel dan mengatakan bahwa pertemuan semua faksi Palestina akan diadakan di kemudian hari.
“Ini adalah pertemuan yang buruk dan sama sekali tidak positif,” kata Sinwar.
“Pertemuan dengan delegasi PBB itu menyeluruh dan mereka mendengarkan kami. Namun sayangnya, tidak ada indikasi niat untuk menyelesaikan krisis kemanusiaan di Jalur Gaza,” lanjut dia, seperti dikutip The Jerusalem Post, Selasa (22/6/2021).
*Keterangan Foto: Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani saat bertemu dengan pemimpin Hamas Ismail Haniyeh di Doha, Ahad (23/5/2021), membahas bantuan untuk Gaza.