Rocky Gerung: PDIP dan PSI Interpelasi Anies, Pesanan Oligarki demi Pilpres -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Rocky Gerung: PDIP dan PSI Interpelasi Anies, Pesanan Oligarki demi Pilpres

Minggu, 29 Agustus 2021 | Agustus 29, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-08-29T04:30:22Z

Wanheart News - Sebanyak 33 anggota DPRD DKI Jakarta dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), mengajukan hak interpelasi kepada Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan terkait dana balapan Formula E.

Menanggapi itu, Pengamat politik, Rocky Gerung menilai interpelasi itu merupakan upaya menjegal Anies Baswedan untuk maju di Pilpres 2024.

“Jadi ini pertandingan moral sebetulnya. lain kalau PSI itu betul-betul partai yang beternak pikiran. Maka orang bisa lihat itu interpelasi karena ada urgensi menegakkan demokrasi. Tapi Ini Interpelasi untuk menjegal Anies,” ujar Rocky Gerung dikutip chanel YouTube-nya Ahad (29/8/2021).

Rocky menduga, interpelasi itu adalah pesanan oligarki untuk menurunkan elektabilitasnya. Apalagi, merujuk sejumlah lembaga survei, Anies Baswedan selalu menjadi tokoh populer untuk Pilpres 2024.

“Ini interpelasi sebenarnya dipesan oligarki. PSI sejak awal berupaya untuk seolah-olah sedang menjalankan demokrasi. Bahwa iya interpelasi itu hal melekat pada DPR. Tetapi interpelasi diajukan oleh PSI dan PDIP, tapi formulanya begitu. Tetapi materialnya itu kepentingan oligarki,” ungkapnya.

Dia menyebutkan bahwa interpelasi itu untuk menurunkan elektabilitas Anies. “Jadi interpelasi untuk elektabilitas dengan dibungkus bahwa ini hak anggota DPRD untuk interpelasi,” ungkapnya.

Rocky Gerung mengaku heran dengan sikap PSI. Padahal dirinya pernah memberi kuliah untuk para kadernya.

“Di awal pendirian PSI itu saya kasih kuliah pertama kali untuk menerangkan apa itu ideologi, apa itu solidaritas, apa artinya lambang mawar itu, saya terangkan filsafat politik di markas PSI. Tapi kemudian jadi begini. Saya menganggap bahwa ini partai sengaja dibikin untuk seseorang doang. Bukan suatu ide demokratisasi, ide kemajemukan yang mereka promosikan itu,” ucapnya.

“Dan terlihat bahwa tokoh-tokohnya bisa bicara kalau ada aliran uang, Kan bisa kita lihat modeling dari pemilu kemarin kan,” pungkasnya.

Gelora

×
Berita Terbaru Update
close