MABUK UTANG
Tahun 2009, alias 11 tahun lalu, setelah keok dalam pilpres, Megawati mengomentari RAPBN yang dirancang presiden yang menang. Apa komentar dia?
"Pada saat saya memerintah, saya coba menghentikan hutang. Saya pikir kok nggak kiamat ya waktu itu. Coba tahanlah (utang), kalau butuh betul barulah. Tapi sekarang kayanya kok mabok ya," kata Mega. Ini merujuk pada, dia memang pernah jadi presiden, menggantikan Gus Dur, menyelesaikan masa jabatannya.
Dulu, 2009, saya happy sekali menyaksikannya. Maka saya selalu catat, screenshot pernyataan ini. Saya posting ulang berkali-kali.
Bayangkan, Ibunda Tercinta Patriot Tiada Tara, dia langsung yang mengkritik betapa hobinya SBY dengan utang, utang dan utang.
Saat itu utang secara total dari 2004 ke 2009 naik 300 trilyun (dari 1.299 trilyun menjadi 1.590 trilyun).
Saya bisa menangkap betapa pedulinya Ibunda atas situasi ini. Naik 300 trilyun itu tidak sepele. Serius. Dan itu akan terus naik, bagai bola salju.
Tapi yang saya tidak pahami, kenapa saat kelompok Ibunda berkuasa, 2014 ke 2019 (sebelum ada pandemi), utang naik dari 2.600 trilyun menjadi 4.770 trilyun, alias naik 2.170 trilyun, Ibunda cuma diam saja?
Ada apa?
Apalagi saat pandemi tiba, utang meroket, dari 2019 yg hanya 4.770 trilyun, naik jadi 6.554 trilyun. Alias 1,5 tahun ini saja nyaris naik 2.000 trilyun sendiri.
Dus, dari setelah SBY berkuasa hingga sekarang, kelompok Ibunda sudah sukses menaikkan utang 4.000 trilyun. Ibunda kok tetap diam? Ibunda tidak cemas? Tidak panik? Kok ya hobi sekali ngutang ini petugas partainya?
Dulu, naik 300 trilyun saja Ibunda bilang mabuk. Sekarang naik 4.000 trilyun loh? Itu definisinya apa? Pingsan? Makanya mingkem tdk ada komen lagi? Oh baik, mungkin ngelesnya, adalah utang LN yg dibahas, spesifik ke sana. Kalau utang dalam bentuk Surat Berharga, dkk boleh. Ya ampun.
Yes. No. Yes. No.
Itulah politik. Penuh dengan standar ganda. Lip service.
Maka, ayo tingkatkan literasi politik kita semua. Biar bisa paham. Lebih dewasa melihat situasi. Dan yg lebih penting lagi, jangan mudah banget lupa dengan janji2, kata2 manis. Masa' ketipu berkali2.
Tahun 2024, catat ini baik2, jika kelompok ini tidak berhasil memperpanjang kekuasaan. Digantikan kelompok lain, lantas 2024-2029 itu kelompok baru juga hobi utang. Saya yakin, yakiiin sekali, kelompok yg sekarang berkuasa, termasuk Ibunda akan kembali berbelok arah, kembali mengkritik utang2 ini (lupa jika 10 tahun giliran mereka berkuasa, eh, mereka juga tukang ngutang). Mungkin besok2, mereka akan kritik penuh drama dengan air mata berlinang, nangis, guling2, 'kamu teh jahat! utang tinggi! harga sembako tinggi! bbm tinggi! susu tinggi! rakyat susah! ini pemimpin kok pengecut, tidak bermoral!' Mungkin akan begitu redaksi kritiknya.
Kamu tidak percaya? Well, sudah banyak contohnya loh. 🙂
Dan tinggallah Tere Liye termangu. Era SBY, Tere Liye mengkritik utang, dicaci netizen, diusir ke planet Mars. Era berikutnya dia mengkritik utang, dicaci netizen, diusir ke planet Namek. Era berikutnya lagi, dia tetap konsisten mengkritik utang negara, dia terus dicaci netizen. Entah diusir ke planet mana lagi.
Lah, itu netizen kapan mencaci dirinya sendiri? Itu politisi kapan akan menyadari jika mereka telah 'menjilat ludah sendiri'?
(By Tere Liye)