Wanheart News - Mantan Sekretaris Kementerian BUMN, Said Didu sempat menyoroti proyek pembangunan antara Indonesia dan China yaitu Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Menurutnya, proyek tersebut menimbulkan jebakan China.
"Jebakan Proyek Kereta Api Cepat China, Jakarta-Bandung adalah pintu masuk China untuk aneksasi infrastruktur strategis di Indonesia," kata Said melalui akun twitter pribadinya.
Saat dihubungi detikcom, Said mengatakan alasannya membuat postingan tersebut. Dia mengatakan, proyek kereta cepat itu sudah dipastikan tidak akan balik modal sehingga kesempatan tersebut dapat dimanfaatkan China untuk mengakuisisi proyek infrastruktur strategis lain yang ada di Indonesia.
"Jadi gini itu jelas-jelas proyek yang tidak layak, saya lihat proyek tidak layak dan dipastikan tidak akan kembali modal, sudah dapat dipastikan. Sehingga dengan demikian maka diperkirakan kalau proyeknya tidak layak dan tidak bisa membayar utang maka biasanya dia (China) meminta kompensasi terhadap infrastruktur lainnya," kata Said kepada detikcom, dikutip Sabtu (18/9/2021).
Dia bilang, proyek yang diakuisisi bisa berbagai macam, misalnya seperti bandara, pelabuhan, atau proyek kereta api lain. Menurutnya, itulah karakteristik China.
"Kenapa saya sebut jebakan? Di berbagai negara Timur Tengah dan Afrika, China melakukan hal yang sama, membangun infrastruktur rakyat kemudian mengakuisisi infrastruktur yang lain, salah satu negara Afrika sampai mengubah mata uang menjadi yuan. Indonesia ini sangat strategis untuk China," sambungnya.
Di sisi lain, pihak Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan pun buka suara. Lewat juru bicara Luhut, Jodi Mahardi, argumen dari Said Didu ditolak mentah-mentah.
Pernyataan soal proyek Kereta Cepat hanya menjadi jebakan China dinilai tidak benar, dan cenderung tidak masuk akal. Jodi menegaskan China tidak akan melakukan akuisisi proyek infrastruktur seperti tudingan Said Didu.
"Tidak benar komentar tersebut. Apalagi China akan akuisisi proyek infrastruktur lain, terlalu jauh itu," ungkap Jodi.
Justru Jodi mempertanyakan argumen soal proyek diakuisisi oleh China. "Memang proyek infrastruktur bisa dibawa pulang ke Tiongkok?" lanjutnya.
Diakui Jodi, proyek ini kini dipantau langsung oleh Luhut mulai dari bulan November 2019 silam. Sejak saat itu juga, PT KCIC selaku penanggung jawab proyek melakukan efisiensi di segala aspek
Detik