Wanheart News - Gua Garunggung belakangan ini ramai diperbincangkan di media sosial karena bentuknya yang tak biasa. Gua ini juga masih misterius asal-usulnya.
Gua Garunggang terletak di Desa Karang Tengah, Kecamatan Babakan Medang, Bogor, Jawa Barat. Goa ini dapat dijangkau dengan cara trekking dari destinasi wisata Hutan Hujan Sentul.
Berbeda dengan goa pada umumnya, Gua Garunggang terdiri atas batu-batu yang mirip tebing di Grand Canyon. Selain itu, susunannya yang rapi juga membuat wisatawan penasaran akan asal usulnya.
detikcom sempat mengunjungi goa ini dan menyaksikan langsung pesona goa tersebut. Pemandu dan pengelola wisata Gua Garunggung, Didi Harmadi, menjelaskan sampai saat ini belum diketahui secara pasti profil gua ini karena belum ada peneliti yang sungguh-sungguh mencari tahu tentang goa tersebut.
"Secara detail belum tahu. Cuma kalau orang-orang bilang terbentuk secara alam. Kalau untuk sejarahnya kita masih tabu karena takutnya salah bicara akan jadi cerita yang bohong," kata Didi.
Didi hanya dapat menceritakan proses penemuan goa yang sebelumnya terkubur tanaman-tanaman hutan itu. Pada mulanya, petani di Desa Karang Tengah menemukan batu-batu menyerupai goa pada tahun 1983-1984.
"Ditemukannya secara tidak sengaja ketika petani mengikuti jejak landak. Saat itu belum diketahui kalau itu goa karena di sekitaran situ masih hutan," Didi bercerita.
Setelah ditelusuri ternyata tempat itu adalah gua yang jalurnya tembus ke beberapa tempat. Wilayah itu kemudian dibuka untuk tujuan hendak dijadikan kebun pertanian. Akan tetapi, setelah dibuka justru ditemukan batuan unik.
"Orang kaget dengan batu yang menjulang tinggi dan tertata rapi. Di situ mulai tersebar cerita dari mulut ke mulut," kata Didi.
Usaha untuk menggali gua tadi rupanya tak mudah. Dari tahun 80-an, masyarakat sekitar berusaha untuk membuka goa tersebut namun harus mengalami berbagai kegagalan.
Barulah pada tahun 2018, Didi bersama kawan-kawannya memulai kembali proyek penggalian gua ini. Setelah dua tahun barulah terlihat bentuk Gua Garunggung yang saat ini dapat dinikmati wisatawan.
Saat ini, wisatawan dapat menikmati langsung bentuk Gua Garunggang yang cantik. Dengan membayar tiket masuk sebesar Rp 20 ribu per orang, wisatawan dapat menjelajahi gua dan berfoto di sana.
Didi mengatakan ada dua jalur goa yang sudah berhasil ditemukan di sana. Akan tetapi, baru ada satu jalur yang aman bagi wisatawan.
"Jalur telusurnya sementara yang bisa ditelusuri baru 2, yang tidak berbahaya 1 dengan jarak 30-40 meter. Itupun tidak tembus, harus balik lagi," ujarnya.
"Yang kedua, itu sangat-sangat membutuhkan skill dan peralatan cukup itu menelusuri. Paling cepat bisa 3-5 jam sampai tembus. Tapi kendala yang dihadapi, bisa kehabisan oksigen," dia menambahkan.
Menurut Didi, masih banyak potensi yang dapat ditemukan dari Gua Garunggang. Hanya saja dalam pengembangannya masih terkendala soal biaya karena hanya mengandalkan modal warga lokal.
"Yang menyangkut pendanaan besar kami belum mampu, seperti membuka akses untuk roda empat membutuhkan biaya yang sangat besar," katanya.
Di samping itu, Didi juga berharap akan ada para ahli yang mau untuk mempelajari Gua Garunggung ini. Jika sudah diketahui jenis batuan hingga sejarah terbentuknya goa itu, wisata akan semakin maju dan wisatawan juga akan terpuaskan.
Didi berharap wisata yang dikelola masyarakat desa ini dapat kian berkembang. Wisata Gua Garunggang merupakan salah satu sumber pendapatan warga di tengah lesunya pertanian di desa mereka.
"Objek wisata ini bisa menampung mereka yang ingin mendapatkan uang dengan lebih cepat. Kalau bertani kan mereka minimal nunggu 3-4 bulan baru dapat hasil. Sedangkan sekarang lahan makin sempit, populasi orang makin banyak. Dengan terbukanya tempat wisata ini kan mereka bisa berjualan, bisa jadi tour guide," kata dia.