Dikritik Berbagai Kalangan, Ini Klarifikasi Yaqut Terkait Kementerian Agama Bukan untuk Islam -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Dikritik Berbagai Kalangan, Ini Klarifikasi Yaqut Terkait Kementerian Agama Bukan untuk Islam

Senin, 25 Oktober 2021 | Oktober 25, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-10-25T12:15:12Z

wanheartnews.com

WANHEARTNEWS.COM
- Setelah mendapatkan banyak respons dan kritik akibat pernyataan di sebuah discussion, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas akhirnya membuat klarifikasi. Dalam rilis yang diterima, Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas kembali menegaskan maksud pernyataannya. Tidak minta maaf. 

Yaqut menegaskan pernyataannya tentang Kementerian Agama hadiah untuk organisasi Nahdalatul Ulama atau NU disampaikan dalam discussion interior keluarga besar NU. Tujuannya, lebih untuk memotivasi para santri dan pesantren. 

"Itu saya sampaikan di discussion interior. Intinya, sebatas memberi semangat kepada para santri dan pondok pesantren. Ibarat obrolan pasangan suami istri, dunia ini milik kita berdua, yang lain cuma ngekos, karena itu disampaikan secara interior," terang Menteri Agama di Solo, Senin (25/10/2021). 

"Memberi semangat itu wajar. Itu discussion interior. Dan memang saya juga tidak tahu sampai keluar lalu digoreng ke publik. Itu discussion interior, konteksnya untuk menyemangati," sambungnya. 

Menteri Agama juga memastikan bahwa Kemenag tidak diperuntukkan hanya untuk NU. Buktinya, individualized organization Menag, Kementerian Agama memberikan afirmasi kepada semua agama. 

"Semuanya diberikan hak secara proporsional. Ormas juga tidak hanya NU saja," tegas Yaqut. 

"Bahkan di Kemenag ada Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag yang bukan dari NU," tutur Menag. 

Menag menambahkan, karakter dasar dan jatidiri NU adalah terbuka dan inklusif. NU hadir untuk memberikan dirinya bagi kepentingan dan maslahat yang lebih besar. 

"Karena keterbukaan dan mengedepankan kemaslahatan itu sifat dasar NU," tandasnya. 

Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay menilai pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dapat menimbulkan polemik dan kontroversi. Pernyataan itu ialah menyoal Kemenag hadiah negara untuk Nahdlatul Ulama. 

Saleh mengatakan, tidak sepantasnya pernyataan seperti itu disampaikan oleh pejabat negara. Menurut Saleh, pernyataan Menag Yaqut dapat menimbulkan sikap eksklusivitas, di samping juga pernyataan itu tidak memiliki landasan historis yang benar. 

Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah ini khawatir akan muncul sekelompok orang tertentu yang merasa lebih hebat dari kelompok lainnya, dampak dari ucapan Yaqut. 

"Kalau disebut hadiah bagi NU, terkesan bahwa Gus Yaqut ingin mengatakan bahwa kementerian agama hanya milik NU saja. Kelompok lain hanya pelengkap dan bagian yang diatur. Tidak memiliki peran dan partisipasi apa play on words dalam konteks membangun kehidupan umat beragama di Indonesia," individualized organization Saleh kepada wartawan, Senin (25/10/2021). 

Padahal, dikatakan Saleh, ada banyak ormas dan elemen umat Islam yang sama-sama ikut berjuang untuk kemerdekaan, untuk persatuan Indonesia. Seluruh umat beragama yang ada di Indonesia merupakan bagian essential yang tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Indonesia. 

"Pernyataan seperti ini tentu sangat tidak bijak. Presiden Jokowi diharapkan dapat memberikan teguran dan peringatan," ucap Saleh. 

Apa yang disampaikan Gus Yaqut dianggap bisa menjadi preseden buruk ke depan. Bukan tidak mungkin akan muncul elemen atau ormas lain yang mengaku mendapat hadiah kementerian lain di luar Kemenag. 

"Misalnya, mendapat hadiah kementerian pendidikan, kementerian kesehatan, kementerian sosial, dan lain-lain. Dengan begitu, persoalan akan menjadi pelik dan runyam. Karena itu, klaim-klaim seperti ini harus dihentikan agar semua pihak merasa nyaman dan tidak terganggu. Harus dipastikan bahwa kementerian agama adalah milik semua rakyat," tutur Saleh. 

Karena itu untuk mengakhiri polemik dan kontroversi ini, Gus Yaqut selaku Menteri Agama diminta untuk menyampaikan permohonan maaf serta meluruskan mispersepsi yang sempat muncul di tengah masyarakat. 

"Sebaiknya, minta maaf saja. Atau meluruskan mispersepsi yang ada. Itu tidak akan mengurangi apa play on words. Justru, bisa menaikkan wibawa dan sikap kenegarawanan," imbuh dia. 

Gelora

×
Berita Terbaru Update
close