Wanheart News - Perubahan kabinet atau reorganisasi masih merupakan teka-teki yang ditutup oleh Presiden Joko Widodo. Bahkan, isu reorganisasi muncul kemudian di ruang publik.
Salah satu partai politik elit koalisi pemerintah mengatakan, masih ada tarik dalam partai politik dengan Presiden Jokowi pada reposisi dalam pelaksanaan renovasi.
"Ini masih menarik, karena ada partai politik yang ingin pengganti, sehingga posisi yang ada membuatnya tidak senang," kata sumber kepada kantor berita politik RMOL pada Rabu sore (15/10).
Dinyatakan bahwa Presiden Joko Widodo ingin menyelesaikan proses penggantian Panglima TNI, di mana Mariscal Hadi akan pensiun pada 30 November.
Rara Jokowi mengutamakan perubahan Panglima TNI ini bukan tanpa sebab. Salah satunya adalah karena ada keinginan untuk memberikan kursi kabinet untuk Mariscal Hadi Tjahjanto setelah memasuki masa pensiun.
"Informasi yang saya terima, Pak Jokowi ingin Pak Hadi untuk masuk kabinet dan kemungkinan akan meluncur Pak Mahfud (sebagai menteri koordinator politik dan budaya)," katanya.
Skenario terdekat, Presiden Jokowi akan kirim ke DPR, permintaan untuk pengujian dan kelangsungan hidup Panglima TNI.
"Surat Ketua akan datang untuk sementara waktu, jadi ketika Pak Jokowi ingin pergi ke Roma (untuk KTT G-20, pada 30 Oktober dan 31)), pada waktu itu, itu akan dikirim ke DPR", terus menerus .
Hal ini diyakini bahwa surat itu akan dibahas segera setelah menyelesaikan masa reses, pada tanggal 31 Oktober dan tiga hari berikutnya telah diputuskan oleh Panglima TNI yang dipilih.
"Telah ada diskusi dan wakil presiden DPR berjanji tiga hari setelah tes mulai memukul pada palu (Panglima TNI terpilih)," pungkasnya.