Untuk melancarkan misinya menjadi Presiden, Moeldoko bahkan tak segan untuk mendatangi rumah Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) beberapa kali di Cikeas. Menurut Herzaky, rencana itu sebenarnya datang sejak 2014 lalu.
Di mana ada seorang pengusaha nasional yang secara tiba-tiba mendatangi rumah SBY. “Dia meminta restu Pak SBY, agar PD mengusung Moeldoko sebagai calon presiden. KSP Moeldoko saat itu masih perwira aktif dan baru saja diangkat menjadi Panglima TNI,” kata Herzaky, dikutip Senin 4 Oktober 2021.
Usai pertemuan itu, pada 2015, Moeldoko lengkap dengan seragam dinas Panglima TNI datang ke Cikeas untuk menemui SBY jelang Kongres Demokrat digelar.
Kata Herzaky, Moeldoko kala itu disebut mendesak agar SBY menjadikan Marzuki Alie sebagai Sekretaris Jenderal Demokrat. “Moeldoko hanya mengatakan: ‘Pak, tolong kalau Bapak terpilih lagi sebagai Ketua Umum, agar Bapak mengangkat Marzuki Alie sebagai Sekjen-nya,” katanya disitat Suara.
SBY kemudian marah kala itu lantaran Moeldoko dianggap melanggar konstitusi dengan bermain politik praktis. Selain itu, SBY juga marah karena tak rela TNI dikotori ambisi pribadi untuk berkuasa.
Lebih lanjut, Herzaky menyampaikan, tak puas dengan jawaban SBY, Moeldoko juga sempat mendatangi salah satu mantan Wakil Presiden. Moeldoko disebut meminta bantuan agar bisa menjadi ketua umum di salah satu partai politik.
“Lagi-lagi mantan Wakil Presiden ini juga menolaknya halus. Beliau katakan, untuk menjadi Ketua Umum itu ada mekanismenya dalam kongres,” tuturnya.
“Memang soal kemampuan politik praktis, KSP Moeldoko ini agak diragukan kapasitasnya. Jangankan menjadi Ketua Umum Partai Politik, menjadi Ketua Umum PSSI saja kalah,” sambungnya
