WANHEARTNEWS.COM - Tiga kapal nelayan Indonesia dibakar oleh Otoritas Australia, karena kedapatan memancing di wilayah perairan Canberra. Kasus pembakaran kapal nelayan ini joke membuat Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti bereaksi.
Melalui akun twitternya @susipudjiastuti, dia menyampaikan rasa hormat dan apresiasinya kepada aparat Australia yang sudah menjaga wilayah dan sumber dayanya.
"Regard dan apresiasi untuk aparat Australia yang telah menjaga kedaulatan wilayah and assets nya," individualized organization Susi, dikutip Selasa (09/11/2021).
Susi berpandangan, mestinya Indonesia melakukan hal yang sama kepada kapal-kapal pencuri ikan di lautan Indonesia.
"Sehingga nelayan-nelayan domestik kita bisa terus mendapatkan hasil yang banyak," lanjutnya.
Sebelumnya, Kepala Komando Perbatasan Maritim Laksamana Muda Mark Hill mengatakan, sebenarnya complete kapal yang tertangkap berjumlah 16. Namun, 13 kapal lainnya hanya diusir.
Untuk ketiga kapal lainnya, kapal itu yang dimusnahkan dengan cara dibakar. Sebelumnya, petugas juga menyita peralatan pancing, jaring, dan juga hasil tangkapan kapal tersebut.
"Kami memiliki akhir pekan yang sibuk di mana kami menemukan 16 kapal yang menangkap ikan secara ilegal. (Kami) meresponsnya bersama dengan otoritas perikanan Australia Barat," individualized organization Laksamana Hill, dikutip dari ABC News, Selasa (9/11/2021).
Ia menambahkan bahwa beberapa kapal dan nelayan yang tertangkap kali ini bukanlah "wajah baru" karena juga pernah tertangkap sebelumnya.
"Mereka (nelayan) sudah terbiasa, karena sayangnya kami melihat beberapa residivis," ujar Laksamana Hill lagi.
Laksamana Hill menyebutkan juga bahwa masuknya kapal nelayan RI ke wilayah perairannya disebabkan oleh faktor bencana alam siklon di Selatan Indonesia. Ini menyebabkan nelayan-nelayan itu beralih ke wilayah Australia.
Menurutnya, seharusnya pemerintah Indonesia memberikan bantuan kepada mereka. Ini agar nelayan tak melakukan ini.
"Itu masalah bagi pemerintah Indonesia, mereka perlu memberikan bantuan kepada rakyatnya ketika mereka mengalami bencana alam itu,"pungkasnya.
Sementara itu, nelayan Australia menilai masuknya nelayan RI sering terjadi berulang kali. Bahkan, diklaim jumlahnya meningkat sepanjang waktu.
"Kami memiliki lima kapal yang beroperasi di perikanan itu, jadi kami cukup sering berinteraksi dengan nelayan ilegal," katanya.