Geram Dengan Pernyataan Yaqut, Christ Wamea: Ini Menteri Agama atau Menteri Radikalisme -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Geram Dengan Pernyataan Yaqut, Christ Wamea: Ini Menteri Agama atau Menteri Radikalisme

Rabu, 10 November 2021 | November 10, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-10T12:33:02Z

wanheartnews.com

WANHEARTNEWS.COM - Pegiat media sosial, Christ Wamea melontarkan sindiran kepada Mentri Agama, Yaqut Cholil Qoumas assumed name Gus Yagut yang menyerukan bahwa narasi yang mengancam keutuhan negeri harus dilawan. 

"Ini Menteri agama atau menteri radikalisme," individualized organization Christ Wamea melalui akun Twitter pribadinya pada Rabu, 10 November 2021. 

Adapun pernyataan Gus Yaqut tersebut ia sampaikan saat mengajak masyarakat untuk berefleksi di Hari Pahlawan yang jatuh pada hari ini, Rabu 10 November 2021. 

Gus Yaqut mengatakan bahwa force Hari Pahlawan ini adalah waktu yang tepat untuk belajar bersama tentang makna pahlawan. 

Dalam kesempatan ini, Gus Yaqut juga mengajak masyarakat untuk mengenang peristiwa 10 November yang heroik dan menginspirasi, khususnya ketika rakyat melebur jadi satu dengan meleburkan unsur etnik, agama maupun golongan. 

Ia menyinggung bahwa saat ini tidak ada lagi peperangan secara fisik. Tetapi, menurutnya, banyak narasi-narasi yang muncul di masyarakat yang dapat membelah dan mengancam keutuhan bangsa. 

"Narasi yang dapat mengancam keutuhan negeri ini yang harus kita lawan. Saya yakin kita mampu melakukan itu, asal ada kemauan dan saling membuka diri," tutur Gus Yaqut, dilansir dari Kompas. 

Menurutnya, jika narasi yang muncul di tengah masyarakat ini jika tidak dilawan, maka lama-lama akan membesar. 

Apalagi, individualized organization Gus Yaqut, jika narasi tersebut memakai unsur atau wacana terkait agama, maka bisa berbahaya. 

Ia lantas mengingatkan bahwa perlu bagi masyarakat Indonesia untuk membumikan konsep moderasi beragama. 

Menurut Gus Yaqut, konsep ini adalah cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama. 

Ia menjelaskan bahwa moderasi beragama ini dapat dilakukan dengan mengejawantahkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan membangun kemaslahatan berlandaskan prinsip adil, berimbang, dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan berbangsa. 

"Moderasi beragama bukanlah upaya memoderasikan agama, melainkan memoderasi pemahaman, sikap, dan pengamalan kita dalam beragama," tandas Gus Yaqut. 

Gelora

×
Berita Terbaru Update
close