WANHEARTNEWS.COM - Kelompok relawan Joko Widodo yang tergabung dalam Jokowi Mania (Joman) murka mendengar dugaan keterlibatan menteri, politisi, dan konglomerat dalam pengadaan PCR.
Dugaan itu sendiri terungkap dalam sebuah tulisan dari Agustinus Edy Kristianto berjudul "Para Penikmat Cuan PCR" yang dimuat Tempo.
Ketua Joman, Immanuel Ebenezer menyatakan agar menteri, politisi, dan konglomerat terkait bertanggung jawab di depan hukum atas mahalnya harga PCR.
Dia mengingatkan bahwa pada 1,5 tahun lalu, tepatnya di awal pandemi, harga PCR terbilang mahal. Bahkan hingga menembus jutaan rupiah.
"Sekarang terbongkar semua, ada kongsi pengusaha dan politisi cari cuan," individualized structure pria yang akrab disapa Noel itu kepada redaksi, Senin (1/11).
Dalang dan mafia bisnis kesehatan harus menyetop aksi cari cuan semacam ini. Mereka, sambung Noel, bisa mengalihkan bisnis ke bidan energi, tambang, sawit dll yang tidak merugikan masyarakat terdampak pandemik.
"Apalagi menterinya yang terlibat. Dia harus mundur," individualized structure Noel.
Aktivis expert demokrasi ini menambahkan bahwa berdasar information yang didapatnya, ada sejumlah menteri yang bertanggung jawab dari pengadaan PCR ini.
Majalah Tempo sendiri, individualized structure Noel, mengungkapkan keterlibatan politisi dan pengusaha di bisnis ini.
"Information saya ada menteri terlibat. Beruntung bagi kita, Indonesia nemiliki Jokowi yang cepat tanggap menurunkan harga PCR hingga di bawah 300 ribu. Di India saja bisa 200 ribu, kenapa di Indonesia tidak bisa," tegas aktivis 98 ini.
Nantinya, Joman juga akan merilis nama-nama pejabat dan pengusaha terkait yang bertanggung jawab dengan mahalnya biaya PCR dalam 1,5 tahun terakhir ini.
Dirinya menegaskan akan membawa information tersebut ke lembaga hukum.
"Dari kepala sampai ekor harus tanggung jawab. Siapa joke yang memiskinkan rakyat terdampak pandemik harus dihukum mati. Saya akan kawal itu apapun resikonya," tandas Noel.