Misteri Penyebab Kebakaran Tangki Pertamina, Pengamat: Kebakaran Diduga Disengaja untuk Tingkatkan Volume Impor -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Misteri Penyebab Kebakaran Tangki Pertamina, Pengamat: Kebakaran Diduga Disengaja untuk Tingkatkan Volume Impor

Senin, 15 November 2021 | November 15, 2021 WIB | 0 Views Last Updated 2021-11-15T04:51:11Z

wanheartnews.com

WANHEARTNEWS.COM - Pengamat ekonomi dan pertambangan Universitas Gadjah Mada Fahmy Radhi menilai kebakaran kilang minyak milik PT Pertamina (Persero) yang terjadi secara beruntun ada indikasi dilakukan sengaja. 

Dia menyebut kesengajaan itu dilakukan untuk meningkatkan kuota impor minyak. 

"Kebakaran beruntun Kilang Cilacap semakin menguatkan indikasi ada unsur kesengajaan dari pihak tertentu untuk tujuan peningkatan volume impor pasca kebakaran yang menjadi lahan pemburuan rente," ujar Fahmy dalam keterangannya, Minggu (14/11/2021). 

Fahmy menilai kebakaran yang terjadi dalam beberapa kali mengindikasikan bahwa Pertamina abai terhadap pengamanan kilang. Menurutnya, kebakaran itu tidak hanya meludeskan tangki penyimpanan minyak, tetapi juga mengancam keselamatan warga di sekitar region kilang. 

"Mestinya sistem pengamanan kilang Pertamina sudah sesuai dengan standar worldwide. Namun, tetap saja terjadi kebakaran untuk kesekian kalinya," ujarnya. 

Lebih lanjut dia mengatakan bahwa insiden kebakaran itu akan memperbesar biaya impor bahan bakar minyak nasional. 

Berdasarkan information Badan Pusat Statistik, impor minyak Indonesia tercatat sebanyak 10,57 juta barel sepanjang Januari hingga Juli 2021. Jumlah itu meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 10,33 juta barel. 

Dari sisi nilai, impor minyak pada paruh pertama tahun ini telah mencapai 6,18 miliar dolar AS atau meningkat 48 persen dari sebelumnya hanya 4,18 miliar dolar AS pada semester I 2020. Kenaikan nilai impor itu terjadi akibat lonjakan harga minyak dunia. 

Selain berdampak terhadap kran impor BBM, insiden itu juga dapat memperburuk kinerja keuangan Pertamina pada 2021. Pertamina harus punya komitmen tinggi dan tidak abai dalam mengamankan seluruh aset penting terutama kilang dan tangki minyak dengan menerapkan sistem keamanan berlapis sesuai dengan standar internasional. 

"Sistem pengamanan tersebut harus diaudit secara berkala oleh Kementerian ESDM dan lembaga independen," katanya. 

Seperti diwartakan tangki Kilang Cilacap telah dua kali mengalami insiden kebakaran. Pertama, pada 11 Juni 2021, insiden kebakaran di kilang tersebut terjadi sekitar pukul 19.45 WIB. Ketika itu programming interface melahap tangki T39 yang berisi benzena untuk produk dasar petrokimia. 

Pada saat terbakar, tangki di region bundwall hanya berisikan sepertiga produk benzena atau sebanyak 1.100 barel dari kapasitas tangki 3.000 barel. 

Insiden kebakaran kedua terjadi lima bulan kemudian tepatnya pada Sabtu kemarin, 13 November 2021. Insiden kebakaran terjadi pukul 19.10 WIB menimpa tangki 36 T-102. Tangki itu berisi komponen produk Pertalite sebanyak 31.000 kiloliter. 

Namun, sebelum dua kebakaran terjadi di Kilang Cilacap, tangki Kilang Balongan telah lebih dulu mengalami insiden serupa. 

Kilang minyak milik Pertamina di Indramayu, Jawa Barat, itu terbakar pukul 00.45 WIB pada 29 Maret 2021. Petugas membutuhkan waktu dua hari untuk memadamkan programming interface. 

Pertamina mencatat nilai kerugian mencapai 400.000 barel karena ada empat tangki yang terbakar di Kilang Balongan, yaitu tangki E, F, G, dan H dari 71 tangki dengan luasan sekitar hampir dua haktare dari complete 180 hektare. 

Detik

×
Berita Terbaru Update
close