WANHEARTNEWS.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan Indonesia akan 'mempensiunkan' secara dini atau segera memberhentikan pembangkit batubara. Para investor dari belahan dunia pun diklaim akan mendukung rencana pemerintah tersebut.
Hal tersebut disampaikan Sri Mulyani melalui akun resmi instagramnya usai mendampingi Presiden Joko Widodo (Jokowi) menghadiri CEO Forum di Glasgow, Skotlandia, Senin (1/11/2021).
"Di sektor energi Indonesia akan membuka peluang investasi untuk melakukan early retirement dari pembangkit batubara yang kemudian bertransisi ke energi terbarukan," ujar Sri Mulyani dikutip CNBC Indonesia dari akun instagramnya @smindrawati, Selasa (3/11/2021).
Lebih lanjut, Sri Mulyani menjelaskan Indonesia telah mengidentifikasi terdapat 5,5 Gigawatt (GW) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara yang bisa masuk dalam proyek ini, dengan kebutuhan pendanaan sebesar US$ 25 miliar hingga US$ 30 miliar selama 8 tahun ke depan.
Pada kesempatan tersebut, kata Sri Mulyani, dirinya bersama Jokowi menyampaikan secara langsung bahwa regulasi berupa Peraturan Presiden (Perpres) telah terbit. Perpres tersebut mengenai instrumen nilai ekonomi karbon yang akan mengatur mekanisme karbon ke depan.
Sri Mulyani bersama Jokowi juga mempresentasikan mengenai potensi Indonesia pada pengembangan kendaraan dan baterai listrik, serta pembangunan Green Industrial Park di Kalimantan Utara seluas 13.000 hektar yang akan menggunakan sumber energi ramah lingkungan.
Para investor yang tergabung dalam CEO Forum tersebut, diklaim Sri Mulyani begitu antusias dan siap mendukung.
"Mereka juga sangat antusias menanyakan dan mendukung instrumen pendanaan investasi hijau (green bonds dan blended finance) yang sudah dibentuk Indonesia," jelas Sri Mulyani.
Untuk diketahui, pemerintah mengambil langkah serius dalam penanggulangan perubahan iklim, dengan mengesahkan Perpres tentang Nilai Ekonomi Karbon (NEK)
Pemerintah mengungkapkan Perpres NEK tersebut sebagai tonggak penting dalam mencapai komitmen Indonesia pada target Nationally Determined Contribution (NDC) 2030 dan Net Zero Emission pada 2060.
Indonesia sangat ambisius untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% dengan kemampuan sendiri dan 41% dengan dukungan internasional, pada 2030.