WANHEARTNEWS.COM - Ratusan warga Dusun Biru, Desa Patambanua, Kecamatan Bulo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat terancam kelaparan. Sebabnya, akses jalan menuju pemukiman tertutup longsor membuat warga terisolir.
Longsor terjadi Jumat (12/11) malam, dipicu tingginya curah hujan. Tidak hanya melumpuhkan aktivitas warga, tetapi juga berdampak pada persediaan makanan yang semakin menipis.
Karena tidak kunjung mendapat perhatian meski telah empat hari terisolir, warga setempat akhirnya beramai-ramai meninggalkan pemukiman menuju pusat desa, untuk mencari bahan makanan.
Berdasarkan pantauan wartawan, perjalanan tersebut tidak hanya dilakukan kaum pria tetapi juga wanita yang sudah berusia renta. Ikut serta, belasan anak-anak termasuk balita dalam gendongan ibunya.
Perjalanan dilakukan dengan berjalan kaki selama lebih kurang tiga jam, menempuh jarak empat kilometer.
Kendati berat karena harus menembus material longsor sepanjang seratus meter yang menutup jalan, hingga melewati jalan ekstrem dan rusak parah akibat kikisan air hujan, warga tidak punya pilihan.
"Untung masih ada beras di kampung itu juga sudah susah. Kita tidak pakai ikan, semuanya susah, hanya sayur dan garam. Semuanya karena longsor, engine tidak bisa lewat, sampai sekarang belum ada bantuan," ungkap salah satu warga, Rahma kepada wartawan saat dijumpai menuju pusat desa, Rabu siang (17/11/2021).
Ironisnya lagi, penderitaan akibat bencana tanah longsor ini, turut dirasakan para balita, yang mulai kehabisan susu. Akibatnya, beberapa balita terpaksa diberi kopi sebagai pengganti susu.
"Semenjak longsor susah beli kebutuhan anak, sementara susu sudah habis, biasa kita kasi kopi. Makanya kita ke kampung (pusat desa) biar sekalian bisa beli kebutuhan bayi," ujar Irda sambil menggendong bayinya.
Kepala Dusun Biru, Baharuddin mengungkapkan kesulitan yang dialami warganya sejak bencana longsor terjadi. Menurut dia, akses jalan yang selama ini dilewati untuk memobilisasi bahan makanan, kini sudah tidak dapat dilalui.
"Sangat sulit sekali, apalagi jalan keluar ini merupakan jalan satu-satunya, untuk ambil bahan makanan di kota. Semuanya di luar. Sekarang kita mesti berjalan kaki kalau mau turun, karena jalannya sangat susah," beber Baharuddin.
Baharuddin tidak menampik, puluhan warganya sengaja meninggalkan kampung, untuk mendapatkan bahan makanan. Kendati demikian, dia mengatakan, bahwa warga tersebut juga akan memberikan hak suara pada pemilihan kepala desa yang digelar Kamis (18/11/).
"Karena logistik sudah minim juga, makanya warga ramai-ramai turun ke kampung mencari makanan. Sekalian besok akan mengikuti pilkades," ujarnya.
Warga berharap, pemerintah segera turun tangan menyingkirkan material longsor, dan memperbaiki akses jalan yang hancur akibat tingginya intensitas hujan. Apalagi, kondisi jalan saat ini sangat sulit untuk dilalui meski berjalan kaki.
Sejumlah sepeda engine warga, terpaksa diparkir di pusat desa, karena tidak dapat lagi melewati jalan untuk menjangkau pemukiman Dusun Biru.