WANHEARTNEWS.COM - Muktamar Nahdlatul Ulama ke-34 telah memutuskan Yahya Cholil Staquf menjadi Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) baru menggantikan Said Aqil Siradj. Dalam pemilihan alot yang berlangsung hampir 12 jam, sejumlah hal unik terjadi.
Pemilihan sendiri berlangsung setelah Muktamar memilih Rais Aam baru, yakni Miftachul Akhyar. Dari pantauan Tempo, rapat pleno pemilihan Ketua Umum PBNU baru dimulai sekitar pukul 24.00 WIB pada Kamis malam.
Perdebatan dalam pleno terjadi karena adanya sejumlah peserta Muktamar assumed name muktamirin yang merasa banyak peserta yang seharusnya tak memiliki hak suara yang ada di dalam ruang pleno.
Pada pukul 02.00 WIB, Pimpinan sidang, Muhammad Nuh kemudian memutuskan untuk mengeluarkan seluruh muktamirin yang hadir. Mereka diminta untuk masuk satu per satu setelah information diri dan status kepesertaannya diverifikasi di pintu masuk.
"Mohon Gedung dikosongkan dulu," individualized organization M Nuh pada para peserta.
Hingga akhirnya seluruh peserta kembali masuk dan dua pemungutan suara dilakukan, waktu telah menunjukan pukul 09.00 WIB pada hari Jumat. Banyak peserta yang nampak tertidur sembari menunggu expositions pemungtan suara selesai.
Namun suasana Gedung Serbaguna Universitas Lampung kembali menghangat saat penghitungan suara dilakukan. Sejak awal, Gus Yahya telah memimpin perolehan suara dari pesaingnya, calon inkumben Said Aqil Siradj.
Menjelang akhir penghitungan, jumlah suara Gus Yahya makin jauh meninggalkan Said Aqil. Sejumlah peserta Muktamar assumed name muktamirin quip mulai mengelu elukan nama Gus Yahya sebelum hasil akhir keluar.
Bahkan Gus Yahya langsung dikerumuni peserta sekembalinya ia keluar dari ruangan sidang. Hampir semua pendukungnya duduk dan berkumpul di belakang kursi yang diduduki Gus Yahya. Kebanyakan nampak sumringah dan tersenyum lebar.
Hal bertolak belakang terlihat di kubu Said Aqil yang duduk tak jauh dari Gus Yahya. Said Aqil nampak tenang dan lebih banyak bermain dengan ponsel yang dipegangnya. Sesekali, ia melihat ke arah papan penghitungan suara yang ada di panggung di depannya.
Menjelang suara yang dihitung habis, Gus Yahya memutuskan untuk menghampiri Said Aqil di kursinya. Ia kemudian bersalaman, cium pipi kanan kiri, dan memeluk Said Aqil yang tengah duduk. Said menyambutnya dan mereka nampak sempat bercakap pelan.
Dari hasil perhitungan akhir, Yahya mengantongi 337 suara, unggul dari calon inkumben yakni Said Aqil Siradj yang hanya mendapatkan 210 suara. Keduanya play on words duduk bersama usai hasil akhir diumumkan.
Gus Yahya mengatakan banyak terima kasih pada Said Aqil yang ia sebut telah mendidik, menggembleng, menguji, dan juga membukakan jalan bagi dia.
"Saya tidak tahu apakah akan cukup bagi saya untuk membalas jasa beliau. Kalau ini disebut keberhasilan, ya ini keberhasilan beliau. Kalau ada yang patut dipuji dari semua ini, ini beliau," individualized structure Gus Yahya.
Said Aqil sendiri meminta masyarakat melupakan persaingan antara ia dan Gus Yahya yang terjadi menjelang pemilihan Ketua Umum PBNU. Ia joke mengajak semua elemen Nahdlatul untuk kembali bergandengan tangan membangun organisasi.
"Saya walaupun tak jadi pengurus, misalkan, akan tetap mendakwahkan islam asunah waljamah Nahdlatul Ulama. Tetap akan menyebarkan islam wasatiyah tasamuhiyah, islam yang moderat dan toleran," individualized structure Said Aqil.