GELORA.CO -Aksi ribuan buruh semula berjalan damai, diwarnai kericuhan karena tidak kunjung ditemui oleh pejabat Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten yang sedianya berjanji akan menemui para buruh.
Dengan satu komando, ribuan buruh itu maju berupaya menembus barikade kawat berduri yang dipasang oleh kepolisian.
Tidak hanya kawat berduri yang rusak akibat diterobos para buruh, pagar penahan dinding juga ikut rusak.
"Kami sudah dari siang di sini, dari mulai kehujanan basah, sampai panas dan pakaian yang kami kenakan sudah kering tapi belum juga ada pejabat yang menemui kami. Kami ini butuh kepastian, bukan terus dijanjikan seperti ini," ujar salah satu orator dalam orasinya.
Lantas massa merangsek masuk ke dalam. "Namun yang harus diperhatikan teman-teman tetap dalam satu komando dan tidak boleh ada perusakan apapun," ujarnya.
"Harus tertib, karena aksi kita sejatinya aksi damai. Tapi kalau sudah kayak gini, kita paksa saja masuk ke dalam," sambungnya.
Ribuan buruh yang sepakat dengan orator itu pun kemudian secara perlahan menerobos blokade kawat berduri yang membatasi mereka dengan berbagai cara. Ada yang merusak dengan memukulinya, ada juga yang menutupinya dengan spanduk agar bisa dilintasi.
"Kalau sampai pukul 16.30 tidak juga kunjung ditemui, kawan-kawan silakan mengambil sikapnya masing-masing," ujarnya.
Di depan gerbang utama, puluhan personel kepolisian sudah dengan sikap siaga mengadang para buruh yang memaksa akan masuk. Beberapa di antaranya mencoba melakukan komunikasi langsung dengan buruh agar tidak memaksakan masuk ke dalam dan merusak fasilitas yang ada.
"Kalian kalau mau masuk jangan lewat gerbang sini, tetapi di sebelah timur sana, karena sudah ada satu mobil disiapkan untuk memfasilitasi kaum buruh bertemu dengan pejabat Pemprov Banten," kata salah satu personil kepolisian yang mencoba menghentikan terobosan kaum buruh.
Lagi pula, lanjutnya, sudah ada perwakilan dari buruh yang sedang melakukan audiensi dengan Pemprov yang diterima dengan baik. Untuk itu, ia mengimbau kepada buruh agar tetap melakukan aksi damai.
"Itu pagar dan kawat milik Polri juga sudah kalian rusak, jangan sampai fasilitas lainnya juga kalian rusak kembali," ucapnya. (Poskota)