Warga Panik, Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Kembali Menerjang -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Warga Panik, Banjir Lahar Dingin Gunung Semeru Kembali Menerjang

Senin, 03 Januari 2022 | Januari 03, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-01-03T10:22:54Z
Wanheart News


WANHEARTNEWS.COM -Warga yang tinggal di sekitaran kaki Gunung Semeru benar-benar tengah menghadapi ujian besar. 

Belum hilang ingatan akan dahsyatnya erupsi besar awal Desember lalu, kemarin mereka kembali dibuat panik.

Kali ini pemicunya bukan erupsi, tapi banjir lahar dingin yang begitu dahsyat. Saking besarnya, banjir yang melintasi aliran sungai di beberapa desa itu terpantau melebihi skala wajar alias over-skala.

Fenomena tersebut tidak lepas dari intensitas hujan yang terus meninggi kemarin siang. Kondisi itu tak hanya membuat debit lahar membesar, tapi juga memicu terjadinya secondary explosion (ledakan sekunder) di aliran lahar Gunung Semeru.

Tak ayal, semua warga yang sedang berada di dekat aliran lahar mendadak panik. Apalagi, banjir tersebut datang tiba-tiba dan makin membesar. Membawa material pasir, kerikil, dan batu.

Endapan material vulkanis Gunung Semeru yang menumpuk tebal di beberapa titik terbawa dan mengeluarkan asap putih sampai hitam pekat. Hingga sore hari kemarin, kondisi itu semakin mengkhawatirkan dan membahayakan.

”Pada pagi (kemarin, Red) lumayan tenang. Tapi sorenya banjir semakin membesar. Sebagian tetangga ada yang keluar mengamankan diri. Soalnya kayak letusan kemarin, tiba-tiba keluar asap banyak sampai ke atas rumah,” kata Munif, warga Desa Supiturang, Kecamatan Pronojiwo.

Sementara itu, berdasar informasi, pada pukul 10.50 alat pemantau getaran lahar di pos Gunung Sawur mendeteksi getaran lahar dingin mencapai amplitudo maksimal (amak) 30 milimeter (mm). Artinya, banjir lahar dingin terjadi cukup besar, beberapa menit berikutnya terus meningkat. Sempat menurun, lalu kembali naik hingga amak 40 mm lebih.

Akibatnya, banjir bandang itu melewati kawasan permukiman warga di Dusun Sumbersari, Desa Supiturang, Pronojiwo. Situasi sama terjadi di Dusun Kamar Kajang, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro. Bahkan, warga Sumberwuluh sempat mengamankan diri.
 
Sebab, banjir tersebut dianggap sangat besar. Banjir juga melewati Desa Jugosari dan Desa Gondoruso, Kecamatan Pasirian. Sampai-sampai, Jembatan Limpas dan sejumlah jembatan lainnya tidak bisa digunakan karena terendam.

Kepala Bidang (Kabid) Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Lumajang Joko Sambang mengatakan, banjir tersebut melebihi batas kewajaran sebelumnya. Apalagi, sejak siang hingga sore hari, hujan terus turun mengguyur kawasan Lumajang. ”Getaran banjir ini over-skala, amak 40 mm lebih,” katanya.

Dari informasi yang diperoleh, ada cukup banyak daerah yang terendam banjir lahar. Di antaranya, pos keluar jalan tambang di Morodadi, Bades, terkena banjir lahar, Jembatan Sumberlangsep Jugosari, jembatan alternatif Gesang,” pungkasnya.

DI bagian lain, Pemprov Jatim membeberkan perkembangan situasi penanganan dan rehabilitasi pascabencana erupsi Semeru pada awal Desember 2021 silam.

Berdasar data terakhir, jumlah korban meninggal akibat awan panas guguran (APG) Semeru mencapai 56 orang. Empat orang mengalami luka berat.

Selain itu, erupsi membuat warga di dua kecamatan dan enam desa terdampak. Mereka masih harus mengungsi. Hingga saat ini, 7.835 warga terpaksa mengungsi di 396 titik yang telah tersedia. ”Titik pengungsian itu ada yang berada di wilayah Malang, Blitar, dan Jember,’’ kata Kepala Pelaksana BPBD Jawa Timur Budi Santosa.(fajar)
×
Berita Terbaru Update
close