WANHEARTNEWS.COM - Pertamina resmi menaikkan harga gas elpiji sejumlah ukuran sejak Sabtu (25/12/2021).
Hal itu dikonfirmasi oleh Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga Sub Holding Pertamina Commercial and Trading Irto Ginting.
"Besaran penyesuaian harga LPG nonsubsidi yang porsi konsumsi nasionalnya sebesar 7,5 persen berkisar antara Rp 1.600 - Rp 2.600 per kilogram," customized structure Irto kepada Kompas.com, Senin (27/12/2021).
Per Januari 2021, berdasarkan information paparan PT Pertamina (Persero) di Komisi VII DPR RI, harga LPG PSO tetap sebesar Rp 4.300 per kg.
Sementara untuk yang non subsidi, harganya sudah naik menjadi Rp 11.500 per kg dibandingkan 2007 yang sebesar Rp 4.300 per kg.
Harga LPG non subsidi seperti ukuran tabung 12 kg telah mengalami beberapa kali kenaikan.
Pada Juli 2008 harga LPG non subsidi naik menjadi Rp 5.800 per kg,
pada Januari 2014 mengalami lonjakan signifikan menjadi Rp 8.500 per kg,
namun turun lagi menjadi Rp 6.000 per kg pada Juli 2014.
Setelah itu berfluktuasi, hingga pada Januari 2016 mulai naik lagi menjadi Rp 9.000 per kg, dan kini pada 2021 mencapai Rp 11.500 per kg.
Bila dibandingkan dengan harga LPG bersubsidi, artinya ada selisih sekitar Rp 7.200 per kg.
Dengan selisih Rp 7.200 per kg, maka selisih harga yang harus disubsidi pemerintah untuk LPG 3 kg adalah sekitar Rp 21.600 per tabung.
Adapun berdasarkan information Pertamina, kebutuhan LPG di Indonesia pada 2022 diperkirakan mencapai 8,3 juta ton dan menjadi 9,12 juta ton pada 2023. Pada 2024 diperkirakan naik menjadi 10 juta ton.
Harga gas elpiji
Merujuk laman Pertamina Delevery Servide (PDS) pds135.com, berikut rincian harga gas elpiji 5,5 kg dan 12 kg terbaru:
Harga Bright Gas 5,5 kg (top off): Rp 76.000 per tabung
Harga Bright Gas 5,5 kg (perdana): Rp 306.000 per tabung
Harga Bright Gas 12 kg (top off): Rp 163.000 per tabung
Harga Bright Gas 12 kg (perdana): Rp 513.000 per tabung
Harga gas Elpiji 12 kg (top off): Rp 163.000 per tabung
Harga gas Elpiji 12 kg (perdana): Rp 513.000 per tabung
msn/kompas