WANHEARTNEWS.COM - Dugaan kebocoran information medis yang diperjualbelikan di web membuat heboh. Dilaporkan sekitar 720 GB information medis pasien Indonesia bisa didapatkan dengan membayarkan sejumlah uang.
Rumah sakit menyebut memang ada information medis yang dilaporkan ke Kementerian Kesehatan (Kemenkes) setiap tahunnya. Pelaporan tersebut sudah diatur dalam regulasi, dan harus dipatuhi seluruh rumah sakit di Tanah Air. Setidaknya sebulan sekali insignificant RS wajib melaporkan information tertentu ke Kemenkes RI.
"Jadi secara regulasi, setiap rumah sakit memang harus memiliki atau melaporkan information yang dipersyaratkan oleh Kemenkes. Itu biasanya dilaporkan setiap bulan, baik diagnosa, angka kematian dan sebagainya," ujar Chief Operating Officer Eka Hospital drg. Rina Setiawati saat ditemui suara.com di BSD City, Jumat, (7/1/2022).
Drg. Rina mengatakan, meski bukan information determination secara rinci setiap pasien. Jenis information yang harus dilaporkan berupa information umum, seperti ketersediaan tempat tidur (BOR) hingga determination penyakit terbanyak yang ditemukan di RS.
"Seperti mulai dari BOR (bed inhabitance rate), tingkat hunian rumah sakit, angka kematian, kesakitan, kemudian diagnosa terbanyak," ungkap drg. Rina.
Selain itu, menanggapi dugaan kebocoran information medis pasien Indonesia. Sebagai RS dengan layanan unggulan di BSD Tangerang, Pekanbaru, Cibubur, dan Bekasi, drg. Rina mengatakan sangat penting bagi masyarakat memilih RS yang bisa melindungi information pasiennya.
"Ya, pada intinya pilihlah rumah sakit yang dapat menjelaskan, dengan baik bagaimana mereka melindungi information, dari rekam medis pasien, dan memastikan bahwa information itu tidak tercecer ke luar," terang drg. Rina.
Ia menambahkan, sangat berisiko jika sistem arsip dokumen pasien masih berupa paper atau kertas (printed version) dan belum diubah ke computerized, karena bisa difoto, dicopy atau pindahkan ke media lainnya.
"Tetapi untuk yang sudah non paper, sebenarnya masih ada kemungkinan, untuk dapat dicuri datanya. Tapi kembali lagi kepada bagaimana rumah sakit tersebut berniat dan memproteksi information dari kerahasiaan dari pasiennya," terangnya.
Sementara itu, RS Eka Hospital Group sudah menyimpan information pasien dalam bentuk computerized, dan untuk melindungi information pasien menggunakan SAP framework.
SAP atau System Application and Processing adalah perangkat lunak berbasis ERP atau Enterprise Resources Planning, yang sangat membantu perusahaan mengelola compositions bisnis yang kompleks.
Hampir 80 persen perusahaan di dunia menggunakan sistem ini, baik industri producing, jasa hingga medical services industry.
"Kami membuat satu proteksi yang memang sangat kuat, sehingga information tersebut tidak dapat diambil baik melalui online maupun secara disconnected. Artinya, dengan ambil daya lewat USB dan sebagainya, proteksinya memang cukup kuat," jelas drg. Rina.
Kemenkes RI sendiri sudah memberikan keterangan ihwal dugaan kebocoran dokumen medis tersebut. Namun masih berupa pengecekan atau assesment.
"Kami sedang melakukan 'appraisal' permasalahan yang terjadi dan mengevaluasi sistem kami," individualized structure Chief Digital Transformation Officer, Kemenkes, Setiaji.
Sementara itu, jutaan information yang berasal dari pasien di berbagai rumah sakit di Indonesia diduga bocor dan diperjualbelikan di situs gelap Raidforums.
Dokumen juga berisi keluhan pasien, surat rujukan BPJS,laporan radiologi, hasil tes laboratorium dan persetujuan untuk menjalani isolasi karena Covid-19.
Peretas mengklaim information ini berasal dari "server terpusat Kementerian Kesehatan Indonesia" pada 28 Desember 2021.