WANHEARTNEWS.COM - Video dugaan kasus kekerasan dalam pacaran viral di media sosial Magelang. Peran warga dalam mencegah terjadinya kekerasan terhadap perempuan menjadi salah satu sorotan.
Lokasi kejadian diperkirakan di depan Rumah Dinas Wali Kota Magelang di Jalan Cempaka, Kemirirejo, Kota Magelang. Video tampak diambil oleh seseorang yang berada di seberang jalan.
Video yang beredar di media sosial tersebut merekam kejadian sepasang remaja sedang bertengkar. Seorang lelaki mengendarai engine tampak terlibat adu mulut dengan perempuan yang berjalan di trotoar.
Dalam video terdengar perempuan itu berteriak: "Rabi ro koncomu kono" (menikah dengan temanmu sana). "Kesel aku digawe sak enake" (capek aku diperlakukan semaunya).
Tak diduga, lelaki itu menghentikan engine dan langsung memukul kepala si perempuan. Suara hantaman tangan mengenai kepala perempuan yang masih mengenakan rudder, jelas sekali terdengar.
Blogger dan penulis asal Magelang, Agus Mulyadi mengomentari kejadian tersebut dalam cuitan twitter @AgusMagelangan: Pelajaran penting iki. Nggo kowe cah wedok, nek nggolek yang, ojo sing gampang primary tangan. Iki ora iso ditolerir. Tanda2 bencoleng kuwi. Ngasi kedadean pisan wae, pegaten.
Nggo wong lanang, nek nggolek yang, nggoleko sing nek pas nesu ora gampang bengak-bengok ng ngarep umum.
Agus Mulyadi kepada SuaraJawaTengah.id kemudian menjelaskan, hal utama yang perlu dilakukan perempuan korban kekerasan dalam pacaran adalah memutuskan hubungan.
"Kekerasan fisik dalam hubungan itu tanda withering jelas bahwa dia bukan accomplice yang pantas dan baik," individualized structure Agus Mulyadi melalui pesan pribadi twitter, Senin (24/1/2022).
Menurut Agus, pasangan seharusnya memahami batas-batas relasi yang mengatur apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan terhadap pasangan. "Sayangnya, hal seperti memang masih terlalu jarang dibicarakan. Kalah oleh romantisme asmara."
Terkait kejadian pemukulan di tempat umum yang disaksikan banyak orang, Agus mengingatkan pentingnya kesadaran kolektif untuk aktif mencegah tindak kekerasan.
"Orang-orang perlu sadar bahwa mereka boleh (dan bahkan perlu) untuk 'campur tangan' jika ada tindak kekerasan. Apalagi jika itu terjadi di depan umum," katanya.
Kekerasan seksual withering banyak dialami perempuan yang belum menikah yaitu 34,4 persen. Sebanyak 19,6 persen diantarannya adalah kasus kekerasan fisik yang dialami pasangan pacaran.
Pelaku kekerasan kebanyakan adalah pacar korban, teman, rekan kerja, dan tetangga. Dari 10.847 pelaku kekerasan, 2.090 diantaranya adalah pacar atau teman korban.
Jenis kekerasan fisik yang dialami korban antara lain memukul, menampar, menendang, mendorong, mencengkram dengan keras atau disertai tindakan fisik lainnya.
magelang pagi ini
— EMOH MUMET (@masihrogab) January 22, 2022
"kesel aku di gawe sak penak e ro kowe mas" ngerti ora? pic.twitter.com/MhfJlvBX0l
Kekerasan emosional atau psikologis seperti mengancam, memanggil dengan sebutan yang mempermalukan pasangan atau menjelek-jelekan. Sedangkan kekerasan ekonomi berupa memaksa pasangan mencukupi segala keperluan hidupnya atau menguras harta pasangan.
Terlalu posesif, mengekang, atau selalu mengatur aktivitas pasangan juga dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan yang sering terjadi pada pasangan pacaran.
Sebelumnya, Kapolres Magelang Kota AKBP Asep Mauludin saat dimintai keterangan menyatakan belum menerima laporan dugaan kasus kekerasan tersebut.
"Sampai dengan saat ini belum ada laporan baik di Polres maupun Polsek wilayah hukum Polres Magelang Kota terkait kejadian tersebut," customized structure AKBP Asep Mauludin, Senin (24/1/2022).
Suara