WANHEARTNEWS.COM - Pengamat politik Rocky Gerung melayangkan kritikan pedas terhadap gerakan buzzer yang belakangan menyerang Ubedilah Badrun. Rocky menilai, artinya rakyat bisa melihat dengan jernih masa depan dan keburukan yang tidak bisa lagi disembunyikan oleh pihak penguasa.
Sebagiaman diketahui, Ubedilah Badrun merupakan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang melaporkan kedua putra Presiden Jokowi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Rocky mengaku heran dengan fenomena yang ada belakangan ini di mana buzzer justru menyerang pemikiran kritis Ubedilah Badrun.
"Ini anak-anak buzzer tiba-tiba datang dan mengepung Ubed, itu kan ajaib. Kegelapan pemikiran itu dimulai dari kotak-kota suara yang dipalsukan sebetulnya saat Pemilu. Dan itu yang kemudian kita terus ingat bahwa pemalsuan itu menimbulkan kekacauan sekarang," kata Rocky Gerung dalam perbincangan bersama kolumis Hersubeno Arief di saluran YouTube miliknya, dikutip Hops.ID pada Minggu, 16 Januari 2022.
Menurut Rocky pihak-pihak yang tidak mendukung Ubedilah Badrun untuk berpikir jernih layak disebut sebagai orang yang buta pikiran.
Padahal kedudukan Ubedilah Badrun itu sebagai akademisi sekaligus pengajar yang sangat bermutu.
"Fungsi Ubed sebagai kritis sosial itu dia enggak paham, orang-orang ini, kedukan Ubed sebagai orang bermutu itu juga tak dilihat, orang-orang ini buta pikiran," ujar Rocky Gerung.
Kendati demikian, sejumlah pihak khususnya di kalangan akademisi maupun aktivis akhir-akhir ini sudah mendukung gerakan Ubedilah Badrun.
Artinya, kata Rocky Gerung, sudah muncul penyadaran bahwa kekuasaan yang ada saat ini terlalu dungu untuk dipertahankan.
"Jadi memang ada penyadaran baru bahwa kekuasaan itu terlalu dungu untuk dipertahankan, gampangnya begitu. Oleh karena itu muncul pemikiran politis baru, korelasinya mudah, setiap hari ada LSM bikin konferensi pers mendukung Ubed," tuturnya.
Ilhami wangsit dan primbon, cahaya langit disebut tak ada lagi di Istana
Terlebih pihak penguasa juga sudah tidak mampu menyembunyikan keburukan lantaran banyak rakyat yang sudah berpikir revolusioner melihat ke depan. Seharusnya Jokowi bisa memahami dan membaca gerak-gerik kecurigaan masyarakat.
Oleh sebabnya, ibarat sebuah cahaya yang turun dari langit, saat ini istana sudah tidak lagi mendapat cahaya tersebut dan bakal segera jatuh ke tangan pihak lainnya.
Sambil berkelakar Rocky pun mengajak agar rakyat menunggu tanda-tanda alias wangsit serta primbon kultural yang memperlihatkan lengsernya kekuasaan Jokowi hingga kasus-kasus yang menimpa kedua anaknya.
"Kekuasaan itu menyembunyikan keburukan karena mata hari rakyat itu jernih dalam rangka melihat masa depan, Pak Jokowi harusnya paham bahwa cahaya yang ada di langit itu sudah enggak bakal jatuh lagi di istana dan akan jatuh ke orang lain. Jadi kita tunggu wangsit-wangsit, primbon-primbon kultural yang memperlihatkan bahwa tondo-tondo sedang bergerak menuju akhir," imbuhnya. [hops]