WANHEARTNEWS.COM - Kedua kalinya Azis Syamsuddin menangis di persidangan suap menyuap Rp3,6 miliar kepada eks penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju. Azis menangis karena merasa kecilnya sering dirundung orang.
Kali pertama menangis pada saat Azis Syamsuddin menghadirkan saksi meringankan atau saksi a de charge seorang warga dari Lampung Timur, Yanti Sumiati.
Yanti mengatakan Azis Syamsuddin pernah membantunya membayar biaya operasi melahirkan.
Yanti hadir dalam sidang di Pengadilan Tipikor Jakarta, Jalan Bungur Besar Raya, Jakpus, Kamis (6/1/2022).
Kali kedua, Azis Syamsuddin menangis pada saat eks Wakil Ketua DPR ini membacakan nota pembelaan atau pleidoi terhadap tuntutan jaksa KPK.
Air mata Azis jatuh ketika menyinggung masa kecilnya.
Peristiwa Aziz menangis lagi terjadi dalam persidangan di Pengadilan Tipikor Jakarta, Senin (31/1).
Azis mengawali pleidoinya dengan menceritakan masa kecilnya yang kerap dirundung atau dibully.
“Saya bermaksud mengawali nota pembelaan saya ini dengan curahan hati yang menceritakan kembali kilas balik kehidupan saya, jati diri saya yang sesungguhnya,” katanya.
“Ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dalam pembentukan karakter saya dari masyarakat biasa, yang kemudian mendapat kepercayaan turut andil membangun bangsa dan negara yang saya cintai,” kata Azis dalam persidangan, Senin (31/1/2022).
Masa kecil Azis hidup berpindah-pindah mengikuti ayahnya yang memang sering berpindah tugas.
Saat tinggal di berbagai daerah itu Azis mengaku kerap dirundung karena tidak bisa berbahasa daerah setempat.
“Dan setiap 3 tahun saya selalu dipelonco di berbagai daerah karena saya tidak bisa menggunakan bahasa daerah setempat sehingga saya harus dipelonco dan tegar menghadapi,” kata Azis Syamsuddin dengan suara tercekat.
Azis menyebut ayahnya bekerja sebagai pegawai negeri yang ketika pensiun akhirnya bertempat tinggal di salah satu rumah susun di Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Menurut Azis, hidupnya sebagai anak bungsu dari lima bersaudara berubah setelahnya.
“Pada saat ayah saya mengakhiri masa tugas inilah saya melakukan kehidupan yang sangat kontradiktif,” jelasnya.
“Dari ayah saya bekerja sebagai pejabat, kemudian mengalami pensiun saya harus tinggal sebagai anak pensiunan pegawai negeri,” kata Azis.
“Saya rasakan, saya tinggal di rumah susun Tanah Abang. Perjalanan ini memperkenalkan saya kepada kehidupan yang keras, budaya yang berbeda-beda,” jelasnya.
“Saya mengutarakan kilas balik hidup saya ini bukan untuk memamerkan dalam sidang yang mulia ini, tetapi semata-mata untuk menunjukkan yang sebenarnya yang saya alami,” imbuhnya.
Azis Syamsuddin tetap pada pendiriannya soal tidak berniat memberikan suap kepada eks penyidik KPK Stepanus Robin Pattuju.[pojoksatu]