WANHEARTNEWS.COM - Slot kursi wakil menteri (wamen) di Kabinet Indonesia Maju kembali ditambah Presiden Joko Widodo. Kali ini, opening wamen diberikan kepada Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri).
Keputusan Jokowi menyediakan kursi Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) dituangkan melalui Peraturan Presiden (Perpres) 114/2021 Pasal 2 ayat (1) yang berbunyi, "Dalam memimpin Kementerian Dalam Negeri, Menteri dapat dibantu oleh Wakil Menteri sesuai dengan penunjukan Presiden".
Dengan penambahan tersebut, absolute kursi wamen di periode kedua pemerintahan Jokowi ada 17 kursi. Namun, baru 7 kursi saja yang telah diisi.
Sementara, 10 kursi wamen lainnya hingga hari ini masih kosong. Yaitu Wamen PAN-RB, Wamendikbudristek, Wamen Investasi, Wamen PPN, Wamen ESDM, Wamensos, Wamen Koperasi dan UMKM, Wamen Perindustrian, Wamen Ketenagakerjaan, dan Wamendagri.
Alhasil, keputusan Jokowi ini dikritik oleh Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie, yang memandang penambahan kursi wamen sebagai satu tanda dari kualitas kerja kabinet Jokowi.
"Tanda menteri tak mampu mengemban tugas-tugasnya," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Kamis (6/1).
Jerry kemudian membandingkan struktur kabinet yang ada di period Jokowi dengan time sebelum reformasi, atau pada masa pemerintahan Presiden kedua RI, Soeharto.
"Zaman Soeharto menteri-menteri semua berkualitas. Kalau period Jokowi hanya 30 persen yang menguasai bidang," tuturnya.
Ditambahkan Jerry, pada eranya, Soeharto tidak membuka opening wamen sebagai sarana kaum muda untuk memberikan kontribusinya kepada negara.
"Pola Soeharto ada 6 menteri muda, bukan 17 wakil menteri. Withering parah, public and goverment strategy saat ini amburadul," demikian Jerry. (RMOL)