WANHEARTNEWS.COM - Gagalnya Indonesia Battery Corporation (IBC) mengakuisisi mobil listrik asal Jerman yang kini diambil Singapura tak bisa dilepaskan dari campur tangan Komisaris Utama (Komut) PT Pertamina, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok.
Dikatakan Direktur Gerakan Perubahan, Muslim Arbi, Ahok sudah seperti calo China lantara koar-koar menyebut mobil pabrikan China, Wuling dan Hyundai asal Korea lebih baik dibanding pabrikan Jerman.
Padahal, kata Arbi, mengenai mobil listrik jauh dari kewenangan bekas Gubernur DKI Jakarta itu.
"Langkah Ahok koar-koar agar jangan beli mobil listrik asal Jerman akhirnya kini membuat jatuh ke tangan Singapura. Apakah Ahok jadi makelar mobil Wuling dan Hyundai? Cara Ahok seperti agen perusahaan mobil China dan Korea bukan?" ujar Muslim kepada Kantor Berita Politik RMOL, Minggu (9/1).
Muslim Arbi curiga, Ahok merangkap sebagai "calo" yang memberikan manfaat untuk China dengan cara menghalangi perkembangan Indonesia dalam industri mobil listrik.
"Kenapa Ahok begitu dan akhirnya dibeli Singapura? Tidakkah langkah Ahok itu semacam calo? Selain jabat Komut Pertamina, apa urusan Ahok dengan mobil listrik? Kok Komut rangkap calo?" heran Muslim.
Melihat manuver Ahok tersebut, ia pun menilai politisi PDIP itu pantas diberhentikan sebagai Komut Pertamina karena terlalu banyak ikut campur dalam urusan yang bukan kewenangannya.
"Maka sebaiknya Ahok diberhentikan saja dari Komut Pertamina kalau rangkap jadi calo mobil. Jadi Komut Pertamina gaji gede, kerja enggak jelas, malah rangkap jadi calo," tandasnya. [rmol]