WANHEARTNEWS.COM -Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto soal Pasar Tanah Abang yang disebut bak poco-poco.
Pengawas pemerintah daerah itu mengatakan bahwa pernyataan Hasto tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Karenanya Riano meminta Hasto untuk tidak asal bunyi (asbun) terkait kondisi Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat yang disebut semakin macet.
Bahkan Hasto mengibaratkan Tanah Abang seperti poco-poco semenjak bergantinya pemimpin di DKI Jakarta.
“Kalau saya lihat, dia (Hasto) bilang maju-mundur macet lagi itu asal bunyi, karena nggak lihat secara langsung. Saya ini lahir besar di Tanah Abang, jadi saya tahu,” kata Riano pada Senin (10/1/2022).
“Jangan bapak itu dapat laporan ABS (asal bapak senang) doang. Kalau Tanah Abang dikatakan macet, dimana? Kita survei langsung aja bareng,” tantang Riano.
Anggota Fraksi PAN DKI itu menegaskan, bahwa selama ini tidak ada macet di kawasan Tanah Abang. apalagi selama dua tahun terakhir Jakarta dihantam pandemi Covid-19.
“Karena Covid banyak kios di Tanah Abang tutup, banyak juga para pedagang yang akhirnya ngontrak tidak buka lagi usahanya. Jadi kalau dibilang sekarang ini macet, dimana? Jangan katanya-katanya dong,” ketusnya.
Riano mengimbau Hasto sebaiknya turun dan melihat langsung ke Tanah Abang.
Dia juga meminta politikus PDIP itu jangan duduk-duduk di kantor yang dilengkapi dengan alat pendingin ruangan (AC), lalu berkomentar tanpa tahu kondisi riil di lapangan.
Dia juga meminta Tanah Abang tidak dijadikan alat politisasi, sebab, Riano yang sehari-hari mengaku melintas di Tanah Abang menilai justru ada banyak kemajuan selama kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Dia kemudian menyebut salah satu terobosan Anies adalah membangun Jembatan Penyeberangan Multiguna Tanah Abang atau Skybridge, yang bisa menghubungkan sejumlah titik strategis di kawasan tersebut.
Saat ini warga yang turun dari Stasiun Tanah Abang langsung terhubung dengan ruas jalan baru Skybridge dan terhubung langsung dengan Halte Jak Lingko, Jalan Jati Baru, Halte Transjakarta, Blok F dan Blok G Tanah Abang.
Hal ini sangat berbeda dengan kepemimpinan sebelumnya yang pernah diisi Basuki Tjahaja Purnama maupun Djarot Saiful Hidayat.
“Di masa lalu, orang kalau keluar stasiun kesulitan mengakses tempat yang dituju. Kesulitan ini dipicu banyak hal. Mulai dari kemacetan lalu lintas, kesemrawutan pedagang kaki lima, hingga kendaraan yang lalu lalang dengan kecepatan tinggi,” ucapnya.
“Alhamdulillah, sekarang sudah bagus, warga nggak capek-capek lagi berdesakan, karena dari stasiun warga mudah mengakses tujuannya, sudah tertata rapi,” tambahnya.
Begitu juga, kata dia, ratusan pedagang kaki lima (PKL) yang biasanya mangkal di Jalan Jagibaru Raya kini dipindahkan ke kios-kios di Skybridge oleh Pemprov DKI.
Mereka yang sehari-hari mencari nafkah di kawasan Tanah Abang, menurut Riano, kini tidak perlu lagi takut dikejar-kejar oleh Satpol PP.
“Ada 446 kios di Skybridge yang disediakan untuk menampung PKL. Mareka tidak dipukul seperti sebelumnya, tapi oleh Pak Anies dirangkul,” ungkap Riano.
“Jadi, saya melihat ini terobosan dengan melakukan relokasi pedagang kaki lima yang tadinya di bawah (jalan) dipindah ke atas. Ini kan terobosan Pak Anies, bukan sekadar komen dari jauh. Jadi kalau dibilang macet tak tertata, lihat aja ke lokasi, turun ke lapangan dulu baru ngomong. Malu nanti dianggap orang asbun,” ucapnya.(Wartakota)