WANHEARTNEWS.COM - Aksi diskriminasi berbau SARA masih saja terjadi di India. Sekitar 60 mahasiswi muslim dari perguruan tinggi G Shankar, India memilih untuk pulang ke rumah setelah mereka diminta melepaskan jilbabnya oleh pihak kampus.
Para mahasiswa tingkat akhir ini sempat terlibat perdebatan dengan pihak kampus terkait larangan mengenakan jilbab ini. Namun pihak kampus tetap ngotot agar mahasiswi muslim melepas jilbab mereka.
Para mahasiswa itu bersikeras tidak akan masuk kelas tanpa jilbab. Mereka menyebut jilbab dan pendidikan penting bagi mereka.
Kepada wartawan, seorang mahasiswi mengatakan jika Menteri Utama telah menjelaskan bahwa pihaknya tidak mengeluarkan aturan tentang larangan memakai jilbab di peguruan tinggi.
“Saat kami tanya, mereka bilang hanya keputusan komite perguruan tinggi yang berlaku di sini,” katanya seperti dikutip dari NDTV, Jumat (18/2/2022).
Dia mengatakan jilbab adalah bagian dari kehidupan mereka dan mereka telah memakainya selama ini di kelas.
“Itu tidak dapat dihapus ketika seseorang tiba-tiba meminta Anda untuk melakukannya. Kami sudah meminta pihak kampus untuk mengadakan kelas online untuk kami,” kata mahasiswi tersebut.
Para mahasiswi itu mengatakan mereka tidak akan menghadiri kelas fisik sampai Pengadilan Tinggi mengambil keputusan tentang masalah ini.
Proses belajar di kelas sendiri tetap dilakukan dengan lancar di kampus. Pasukan polisi telah dikerahkan di lingkungan kampus untuk memeriksa setiap insiden yang tidak diinginkan.
Sementara itu, Inspektur Polisi tambahan Udupi Siddalingappa mengatakan kepada media bahwa situasi di semua perguruan tinggi di distrik itu damai pada hari kedua pembukaan kembali.
Dia mengatakan siswa perempuan Muslim yang bersedia melepas jilbab diizinkan untuk menghadiri kelas di perguruan tinggi pemerintah G Shankar.
Pihak kampus sendiri, yang telah dinyatakan libur hingga hari ini, akan dibuka kembali pada hari Jumat untuk ujian. []
Sumber: inews