WANHEARTNEWS.COM - Bendungan Bener ternyata proyek prestisius era Jokowi yang bernilai Rp3,79 triliun dan ditarget nomor 1 tertinggi di Indonesia. Meski begitu, Sultan minta Ganjar tak memaksa diri.
Bendungan Bener dengan kapasitas 90,39 juta meter kubik bernilai Rp3,79 triliun.
Bendungan Bener ditargetkan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia dan nomor dua di Asia Tenggara.
Nantinya Bendungan Bener akan memiliki ketinggian 159 meter dengan panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah 290 meter.
Wakil Ketua DPD RI Sultan B Najamuddin meminta Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo tidak memaksakan diri.
Itu terkait lokasi proyek pembangunan Bendungan Bener di Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jateng.
Menurutnya, masih banyak lokasi strategis yang tidak akan mematikan mata pencaharian penduduk.
“Masih banyak lokasi lain, jangan memaksakan diri,” kata Sultan di Jakarta, Jumat (11/2/2022).
Ia menilai, jika pemerintah atau Pemprov Jateng ngotot untuk meneruskan proyek tersebut maka akan terjadi konflik berpanjangan.
“Karena bisa dipastikan akibat pro dan kontra di internal Desa Wadas berpotensi menimbulkan konflik horizontal,” ucapnya.
Ia mengatakan, pembangunan infrastruktur tidak boleh mengorbankan kemerdekaan dan pilihan hidup warga negara.
Apalagi jika lokasi proyek tersebut merupakan kawasan hutan yang menjadi sumber air dan penyangga kawasan pemukiman warga.
“Pemerintah harus mencari solusi alternatif jika semua pendekatan persuasif tidak berhasil,” ucapnya.
Kendati demikian, Sultan menyadari bahwa pembangunan proyek tersebut untuk kebaikan negara dan masyarakat.
“Pemerintah tentu memiliki maksud baik, tapi kami tidak setuju dengan tindakan pemaksaan kehendak yang cenderung represif dan intimidasi kepada masyarakat,” ujarnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo meminta maaf atas tingkah represif aparat ke warga Desa Wadas, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo.
Itu dengan alasan pengukuran lahan yang dibebaskan untuk pembangunan proyek Bendungan Bener.
“Pertama, saya ingin menyampaikan minta maaf kepada seluruh masyarakat Purworejo dan khususnya masyarakat di Wadas,” kata Ganjar saat konferensi pers di Mapolda Jateng, Rabu (9/2).
Ia mengklaim kemarin malam ia sudah menjalin komunikasi dengan Kapolda Jateng dan Komnas HAM untuk memantau perkembangan yang ada di Purworejo.
Ganjar lebih lanjut mengaku di Jateng sedang ada program yang cukup banyak terkait Bendungan.
Salah satu masih berproses di Wadas Purworejo hingga Pemalang. Ganjar mengklaim khusus untuk Wadas diskusi masih di kedepankan.
“Proses ini memang berjalan cukup lama sejak,” ujarnya.
“Bahkan dan khusus di Purworejo ini ingin kita dapatkan adalah aliran irigasi bisa mengairi Wadas, barangkali tidak tersampaikan dengan baik,” sambungnya.
“Maka kita konsolidasikan dengan baik. Kita selalu membuka ruang komunikasi dan diskusi,” tambah Ganjar.
Ganjar kemudian mengklaim bahwa sampai detik terakhir kemarin putusan yang mempunyai hukum tetap harus dilaksanakan.
“Itulah kenapa kita membuat tim dengan BPN, Polda, Bupati, untuk melaksanakan tugas-tugas kita sesuatu dengan yang direncanakan,” kata Ganjar.
Dikutip situs Kementerian Pengerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Bendungan Bener ditargetkan menjadi bendungan tertinggi di Indonesia dan nomor dua di Asia Tenggara.
Betapa tidak, nantinya Bendungan Bener akan memiliki ketinggian 159 meter dengan panjang timbunan 543 meter dan lebar bawah 290 meter.
Selain itu, Bendungan Bener ditargetkan memiliki kapasitas sebesar 100.94M³ diharapkan dapat mengairi lahan seluas 15069 Ha, mengurangi debit banjir sebesar 210 M³/detik, menyediakan pasokan air baku sebesar 1,60 M³/detik, dan menghasilkan listrik sebesar 6,00 MW.
Tak hanya itu, Bendungan Bener ditargetkan mampu menyuplai kebutuhan air sebanyak 1.500 liter/detik untuk Kabupaten Purworejo, Kebumen dan Kulonprogo.
Airnya sendiri dikumpulkan dari aliran sungai Bogowonto yang diapit dua bukit di lokasi tersebut. pojok