WANHEARTNEWS.COM - Pertamina melalui PT Pertamina Patra Niaga, Sub Holding Commercial and Trading PT Pertamina (Persero) memutuskan melakukan penyesuaian harga LPG nonsubsidi. Harga baru seluruh produk LPG nonsubsidi ini berlaku mulai kemarin, Minggu (27/2/2022).
Harga LPG nonsubsidi ini naik Rp 15.500 per kilogram (kg). Namun harga jual LPG nonsubsidi ini berbeda-beda di setiap pulau.
Berikut fakta-faktanya:
Harga di Agen
Melansir laman resmi Pertamina, Minggu (27/2/2022), terdapat daftar harga jual LPG non subsidi terbaru di tingkat agen per 27 Februari 2022. Untuk wilayah pulau Jawa seperti Banten, Jakarta, Jabar, Jateng, Jatim hingga NTB harga LPG 12 kg mencapai Rp 187.000 sedangkan untuk Bright Gas 5,5 kg Rp 88.000.
Untuk wilayah pulau Sumatera seperti Aceh, Sumut, Sumbar, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumsel, Bengkulu hingga Lampung harga LPG 12 kg sebesar Rp 189.000, sedangkan Bright Gas 5,5 kg Rp 91.000. Sementara Bangka Belitung LPG 12 kg Rp 197.000 dan 5,5 kg seharga Rp 94.000.
Lalu untuk wilayah Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan dan Kalimantan Timur harga LPG 12 kg Rp 197.000, Bright Gas 5,5 kg Rp 94.000. Untuk Kalimantan Utara untuk LPG 12 kg Rp 223.000 dan Bright Gas 5,5 kg Rp 104.000.
Untuk wilayah Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tengah LPG 12 kg Rp 189.000 dan untuk Bright Gas 5,5 kg Rp 91.000. Untuk Gorontalo, Sulawesi Utara dan Sulawesi Tenggara LPG 12 kg Rp 197.000 dan Bright Gas 5,5 kg Rp 94.000. Sementara untuk di Maluku harga LPG 12 kg Rp 243.000 dan Bright Gas 5,5 kg Rp 114.000.
Karena Perang Rusia-Ukraina?
Kenaikan harga LPG non subsidi ini berdekatan dengan peristiwa invasi Rusia ke Ukraina. Lalu apakah hal itu berkaitan dengan keputusan Pertamina menaikkan harga LPG non subsidi?
Pjs. Corporate Secretary PT Pertamina Patra Niaga, SH C&T PT Pertamina (Persero) Irto Ginting menegaskan, bahwa kenaikan harga LPG nonsubsidi itu lebih karena mengikuti kenaikan harga Contract Price Aramco (CPA). Saat ini posisi harga CPA mencapai US$ 775 for each metrik ton, naik 21% dari harga rata2 CPA sepanjang 2021.
"Harga CPA memang masih tinggi meskipun belum ada perang Rusia Ukraina," tuturnya.
Harga Jual di Warung
Pemilik warung gas di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Wawan mengatakan tidak tahu jika Pertamina menaikan harga LPG nonsubsidi hingga Rp 187 ribu hari ini. Tapi, ia menegaskan dengan harga terbaru itu maka mau tidak mau ia akan menaikan harga.
"Saya biasanya ambil gas yang 12 kilogram Rp 161 ribu, jualnya harga standar Rp 175 ribu. Kalau naik (jualnya) bisa Rp 200 ribuan," katanya, saat ditemui detikcom.
Sementara itu, pemilik warung gas lainnya, Dewi mengatakan tiga hari yang lalu membeli gas LPG nonsubsidi 12 kilogram dari agen seharga Rp 160 ribu dan menjualnya kembali di harga Rp 165 ribu.
Dengan kenaikan Rp 187 ribu, Dewi akan melakukan penyesuaian harga. Meski begitu, ia tidak serta menetapkan harga, karena biasanya ada diskusi dengan agennya mengenai harga jual LPG.
Kemungkinan, Dewi akan menjual LPG nonsubsidi 12 kilogramnya nanti akan menaikan gasnya dengan selisih harga Rp 5.000 dari modular.
"Memang selama ini jualnya mengambil untung Rp 5 ribu karena tabung gede (12 kilogram) itu barang yang sluggish. Kalau yang sluggish untungnya agak besar sedikit. Sementara tabung kecil (3 Kilogram) mengambil untungnya kecil Rp 2 ibu, karena pembelinya ritmenya cepat," tutur Dewi.