WANHEARTNEWS.COM - Polemik mengenai pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas yang dianggap membandingkan suara azan dengan gonggongan anjing diharapkan segera berakhir.
Yaqut yang juga menjabat ketua umum PP Gerakan Pemuda Ansor dinilai menjadi korban manipulasi informasi di media sosial sehingga pernyataannya menimbulkan salahtafsir dan kemudian muncul kegaduhan.
Hal itu dikatakan Ketua Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda Ansor Tuban Jafar Ali.
Jafar menyebut kegaduhan "sengaja diciptakan oleh orang-orang tidak bertanggungjawab yang tujuannya untuk memancing keributan."
Ketua GP Ansor Jawa Timur Syafiq Syauqi mengatakan ada yang sengaja mengedit video pernyataan Yaqut sebelum disebarluaskan ke media sosial dengan tujuan untuk membuat gaduh dan mengganggu stabilitas nasional.
Dia menyebut sejak awal ada pihak-pihak yang beritikad buruk dengan memenggal pernyataan Yaqut untuk menggiring sentimen negatif.
Dia tidak menyebut siapa pihak-pihak yang dimaksud.
"Mereka dengan sengaja memotong dan mengambil diksi yang membenturkan antara suara azan dengan suara anjing. Padahal, Menag tidak pernah mengatakan itu," katanya.
Syafiq mengatakan Ansor Tuban sudah mengkaji semua pernyataan Yaqut, tetapi tidak menemukan ucapan yang membandingkan suara azan dengan gongongan anjing.
"Menag justru mempersilakan umat untuk menggunakan pengeras suara sebagai syiar dakwah dan berbagai keperluan sesuai dengan aturan untuk kemaslahatan bersama," ujarnya.
Menurut dia subtansi pernyataan Yaqut untuk menunjukkan contoh sumber kebisingan yang ada di tengah masyarakat. Contoh kebisingan yang disebut Yaqut harus diatur agar tidak menjadi gangguan di masyarakat.
Namun, oleh pihak tertentu, pernyataan itu dipelintir untuk tujuan memancing kegaduhan.
"Ini pola lama (yang dilakukan oknum tidak bertanggungjawab) yang dicoba lagi untuk memancing kegaduhan," katanya.
Jafar sependapat dengan pernyataan Syafiq ada yang sengaja memotong ucapan Yaqut dan diselipkan diksi untuk membenturkan suara azan dengan gonggongan anjing.
Baik Jafar maupun Syafiq berharap masyarakat cerdas memahami masalah ini supaya tidak terprovokasi.
"Di sinilah pentingnya literasi media. Sehingga kita tidak termakan informasi yang tidak benar," katanya.
Seluruh kader Ansor diminta untuk membantu memberikan pemahaman literasi media kepada masyarakat.
"Jangan sampai kita menjadi korban dari orang-orang tidak bertanggung jawab yang memang sengaja untuk membenturkan," kata dia.
Jafar mengatakan sudah berulangkali Yaqut menjadi korban manipulasi informasi yang polanya sama.
"Sayangnya, meski kejadian yang sama sering berulang, namun seringkali di antara kita lengah, tidak cermat dalam menangkap informasi secara utuh. Kuncinya, jangan mudah terpancing. Jika belum tahu detail persoalannya, lebih baik diam atau mencari informasi yang utuh," katanya. blok