OLEH: ILHAM BINTANG
PEMASANGAN mesin ATM (Auto Teller Machine) Bank Negara Indonesia (BNI) menjadi topik hangat hingga akhir pekan ini. Ramai diperbincangkan publik di media soal maupun di WAG-WAG komunitas warga. Ada yang berdecak kagum kepercayaan dan keistimewaan yang diperoleh anak muda itu dari pihak perbankan.
Tak sedikit pula yang mencibir. Menganggap kurangnya kepekaan sosial pemerintah (mengingat BNI sebagai bank BUMN) terhadap kebanyakan masyarakat yang masih miskin. Ada pula yang sampai geram, menganggap peristiwa itu bukti pemerintah melakukan diskriminasi.
Yang berpendapat ini mungkin mengira hadiah mesin ATM BNI berikut isinya yang tidak akan habis-habis. Mungkin. Juga lupa BNI adalah institusi bisnis biarpun historis dan namanya terkait negara.
Acara penyerahan mesin ATM BNI yang heboh itu menjadi konten kanal RANS Entetertainment yang disiarkan kemarin. RANS adalah perusahaan yang menggunakan akronim nama pasangan suami istri artis tajir melintir itu: Raffi Ahmad - Nagita Slavina. RANS memiliki hampir 60 juta followers. Wajar jika sebentar saja konten itu viral, menyebar ke mana-mana di seluruh Tanah Air maupun di mancanaegara.
RANS memang sudah menjadi kotak dollar pasangan Raffi dan Nagita. Bisnis media itu melontarkannya menjadi trilyuner. Dari RANS pasangan Raffi-Nagita bukan cuma dapat koin (uang) untuk membangun emporium bisnis di berbagai jenis usaha. RANS juga dapat poin. Brandnya semakin kuat. Itu yang mahal tak ternilai, butuh perjuangan panjang untuk meraihnya.
Dalam konteks itulah minggu lalu Majalah Forbes menganugerahinya sampul muka wajah mereka dengan banner wow: Sultan Content!
Berbagai konglomerasi komoditi jasa kreatif level raksasa seperti SCTV Group pun merapat bekerjasama dengan RANS. Semakin mendongkrak level RANS sebagai konglomerat media.
Reality Show
ATM BNI yang dipasang di rumah Raffi kemarin disebut juga sebagai kado ulang tahun untuk pasangan yang kebetulan jatuh pada hari yang sama: 17 Februari.
Di-create-lah acara penyerahan ATM BNI sebagai sebuah surprise. Tapi tanpa Raffi yang masih menjalani isolasi mandiri karena positif Covid-19. Hanya Nagita dan krunya yang menerima penyerahan mesin ATM BNI hari itu. Tapi tak mengurangi kehebohannya.
Digambarkan sempat sesaat Nagita tertegun mendapati puluhan karyawan BNI sudah berkerumun di rumahnya. Dalam penggambaran berikutnya digabung dengan adegan sebelumnya: kesibukan perbaikan parabola di bagian lain rumahnya.
Tujuannya: untuk mengalihkan perhatian tuan rumah sampai tempat acara siap digunakan. Begitulah proses kreatif konten yang lazim disebut “reality show".
Anda juga tahu lah. Sebagian besar adegan konten itu pura-pura. Sudah direncanakan matang tapi proses kreatif mengemasnya seakan itu benar-benar surprise.
Pemasangan mesin ATM perlu waktu. Harus memenuhi banyak persyaratan administratif. Maklum ini mesin uang yang sering diincar pelaku kejahatan. Perlu proses connecting dengan jaringan perbankan. Mesin ATM umumnya meskipun milik satu bank, tetapi bisa dipakai mengakses untuk menarik uang (tabungan/rekening) dari bank lain.
Selain itu perlu persetujuan pemilik properti sekaligus untuk mengambil tanggung jawab pengoperasian mesin ATM. Belum lagi pemasangan fisik mesin ATM itu yang memerlukan kerja teknis tersendiri. Termasuk mencari posisi yang tepat, aksesnya dengan saluran listrik ke PLN dan internet. Juga harus dipastikan aman dari begal.
Konten reality show semacam acara penyerahan ATM BNI itu bisnis utama RANS. Di Indonesia, memang dia salah satu sultannya, sekarang. Penyebaran konten di RANS tentu ada hitungannya. Asumsinya seluruh 60 juta pengikut RANS di medsos menonton. Kalikan saja dengan "rate card" (tarif) yang dibandrol Raffi sekali muncul di kanal itu. Sekali lagi, ini murni bisnis. Kalau BNI hanya meminjakan mesin ATM sudah pasti bank itu yang beruntung. Menang banyak.
Tamu Kalangan Pemerintah
Bolehkah ATM dipasang di kediaman pribadi? Parameternya bukan itu. Tetapi berapa banyak orang yang akan menggunakannya. Sebab dari tiap transaksi di ATM bank menarik fee.
Rumah Raffi sudah lama merangkap sebagai studio dan kantor untuk mengoperasikan usahanya. Pusat konsentrasi aktifitas kreatif yang setiap hari melibatkan banyak orang. Mulai kru, artis, sineas, dan mitra kerja dari berbagai kalangan. Belum tamu keluarga, kawan sesama artis, dan fans. Termasuk tamu kalangan pemerintah yang belakangan kelihatan rajin berkunjung setelah Raffi diajak Presiden Jokowi vaksinasi bareng tempo hari.
Tapi, saya tidak akan mengulas itu. Aktifitas perkantoran sehari-hari di RANS itulah yang tampaknya menjadi selling point dan dijadikan syarat utama siapa saja yang mengajukan pemasangan ATM.
Buat BNI selain promosi murah lewat RANS, juga seperti disebut di awal, ada iming-iming fee dalam setiap transaksi di ATM nya. Apalagi fungsi teller di berbagai bank sudah mulai dikurangi.
Selain karena perkembangan tehnologi digital menuntut seperti itu, kebetulan pula pandemi dua tahun terakhir bikin teller menganggur lantaran nasabah malas ke bank. Malah, beberapa kantor cabang pembantu BNI kabarnya banyak yang sudah ditutup. Daripada mesin ATM menganggur dialihkanlah ke tempat - tempat yang lebih menguntungkan tanpa perlu pihak bank keluar biaya lagi. Mungkin juga mesin ATM sejenis itu yang ditaruh di rumah Raffi.
Akses meminta mesin ATM terbuka luas. ATM bank mana saja. Mau bank pemerintah, swasta, maupun bank syariah. Searching saja di internet. Buka link PT. Abadi Tambah Mulia Internasional (ATMi). Perusahaaan itu bergerak di bidang jasa pemasangan ATM. Yang menyediakan sistem kerjasama pemasangan mesin ATM untuk segala tipe perusahaan.
Jadi tidak ada yang salah dalam pemasangan mesin ATM BNI di rumah Raffi. Mau buat kado ulang tahun dia dan isterinya, kado kelahiran anaknya, atau untuk mendoakan supaya Raffi sembuh, silahkan saja. Itu kan judul belaka. Yang pasti Itu bisnis belaka. Terkonfirmasi dari pernyataan pihak BNI kemarin.
"ATM di kediaman pasangan Raffi Ahmad dan Nagita Slavina telah masuk dalam Rencana Bisnis Bank (RBB) 2022. ATM tersebut merupakan relokasi dari ATM Alfamart Limo Cinere,"
begitu disampaikan Corporate Secretary BNI Mucharom kepada detikcom, Sabtu (19/2).
Nah! Apa saya bilang?