WANHEARTNEWS.COM - Sejumlah obat yang pernah diklaim dan diberitakan mampu melawan Covid-19 ternyata kini terbukti tidak bermanfaat. Tidak hanya itu, Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerban bahkan menyebut obat-obat tersebut justru menyebabkan efek samping yang serius.
"Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus," ujarnya dalam akun Twitter-nya, Sabtu (5/2).
Ada 6 obat yang disebut Zubairi tidak bermanfaat untuk Covid-19. Di antaranya adalah Ivermectin dan Klorokuin.
Ivermectin yang sempat langka dan harganya melonjak berkali lipat saat pandemi tinggi, ternyata tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa.
“Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin," urai Zubairi.
Sementara Klorokuin yang oleh Presiden Joko Widodo sempat diumumkan akan diborong sebanyak 3 juta butir pada awal pandemi atau tepatnya Maret 2020 lalu, ternyata justru berbahaya bagi jantung pasien. Padahal, Jokowi dulu menyebut Klorokuin ampuh mengobati Covid-19 di sejumlah negara.
"Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru nggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi," urainya.
Selain kedua obat itu, Zubairi juga menyebut Oseltamivir, Plasma Convalescent, dan Azithromycin tidak bermanfaat.
Oseltamivir belum ada bukti ilmiah bisa melawan Covid-19 dan hanya berfungsi untuk influenza. WHO juga sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19.
“Kecuali saat Anda dites terbukti positif influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia," tuturnya.
Sementara Plasma Konvalesen, kata Zubairi, selain sama sekali tidak bermanfaat. Selain mahal dan prosesnya juga memakan waktu.
"Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol," imbuhnya.
Adapun Azithromycin hanya bermanfaat untuk melawan bakteri dan tidak untuk Covid-19, baik skala ringan serta sedang.
“Kecuali ditemukan bakteri-selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan," jelas dia. [rmol]