Geisz Chalifah: Penundaan Pemilu Kepentingan Kekuasaan, Jokowi Diminta Tiru Sikap SBY -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Geisz Chalifah: Penundaan Pemilu Kepentingan Kekuasaan, Jokowi Diminta Tiru Sikap SBY

Senin, 28 Februari 2022 | Februari 28, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-28T05:47:40Z
Wanheart News

WANHEARTNEWS.COM - Komisaris Ancol, Geisz Chalifah berharap agar Presiden Joko Widodo atau Jokowi meniru sikap Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) terkait usulan 3 periode atau memperpanjang masa jabatan presiden.

Geisz mengatakan, masa Pilpres era SBY, dukungan kepada SBY dan partai Demokrat mencapai 67 persen.

Namun SBY tetap hormati Konstitusi dan tidak memperpanjang masa jabatan atau menambah 3 periode.

“Kemarin SBY itu periode kedua menang dengan 67 persen suara. Satu putaran. Dia menang di periode keduanya itu. Ketika saatnya berhenti dia berhenti. Cukup sampai di situ. Tirulah dia (SBY), dalam konteks demokrasi, ya,” kata Geisz Chalifah dalam diskusi politik pada Ahad 27 Februari 2022 kemarin.

Geisz Chalifah secara tegas menolak usulan perpanjang masa jabatan Presiden atau menunda Pemilu 2024 sebagaimana mulai gencar diusukan.

Dia menilai bahwa sejumlah elit yang mengusulkan penundaan pemilu, sama sekali tidak punya argumen dan alasan yang kuat.

“Jelas sekali bahwa tidak punya alasan yang mempunyai argumentasi yang kuat semata-mata hanya kepada kepentingan kekuasaan” katanya.

Dia mencontohkan ketika Pilkada 2020 tidak ditunda ketika COVID-19 sedang mengganas. Namun saat ini Pilpres 2024 mau ditunda dengan alasan masih pemulihan ekonomi.

“Inikan pada saat Pilkada 2020 alasannya itu menggerakkan ekonomi, kalau sekarang ditunda. Dua alasan yang sama-sama dikeluarkan oleh orang yang sama, yang dua-duanya alasannya berbeda. Jadi inkonsisten,” kata Geisz.

Geisz mendukung penjelasan dari ahli hukum tata negara Yusril Ihza Mahendra yang mengatakan bahwa perpanjangan masa jabatan presiden tidak memiliki landasan hukum.
Dia khawatir jika wacana itu terealisasi, justru akan menimbulkan kevakuman legitimasi kekuasaan, sehingga memicu konflik di tengah masyarakat.

Sumber: fajar
×
Berita Terbaru Update
close