WANHEARTNEWS.COM - Periode kedua Presiden Joko Widodo terbilang mengejutkan dan di luar dugaan. Masyarakat hingga para pendukung sama-sama terkejut dengan perubahan sikap dan kebijakan Presiden Jokowi dalam memimpin negara.
Mantan Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Profesor Azyumardi Azra mengurai bahwa yang dimaksud mengejutkan itu bukan dalam habis-habisan meninggalkan legasi positif.
“Tapi memperlihatkan berbagai indikasi kecenderungan gejala semakin banyaknya negatif legacy,” ujarnya kepada wartawan, Rabu (9/2).
Legasi negatif selama periode kedua ini ditampilkan Presiden Joko Widodo melalui penerbitan Omnibus Law UU Cipta Kerja hingga UU Ibukota Negara (IKN).
Khusus UU IKN, Azyumardi turut menjadi inisiator Petisi 45 yang menolak UU tersebut. Menurutnya, UU ini muncul dan disahkan terlalu cepat. Aspirasi masyarakat seolah tidak didengar. Kalaupun diklaim ada, aspirasi masyarakat itu sudah pasti sangat minim.
“Ini jadi preseden yang mengejutkan. Sehingga orang yang semula pro Jokowi menjadi bergeser lebih kritis,” katanya
Menurutnya, kritk orang-orang terdekat Jokowi itu bukan karena benci atau tidak menginginkan Jokowi memimpin negara ini sekali lagi. Namun lebih kepada rasa sayang agar Jokowi dapat memberikan kebijakan dan warisan terbaik di akhir masa jabatannya.
“Kalau Pak Jokowi tidak melakukan langkah-langkah yang drastis gitu, maka ini akan menimbulkan beban sejarah karena di era Pak Jokowi ini demokrasi kita pertama kalinya mengalami langkah mundur,” tandasnya.
Sumber: rmol