WANHEARTNEWS.COM - Tanda atau gejala tubuh terserang infection crown omicron.
Jika sudah terinfeksi infection crown omicron, tandanya bisa saja seperti influenza dan sakit tenggorokan.
Berikut ini penjelasan dari Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan.
Gejala yang khas pada pasien Omicron adalah nyeri atau gatal pada tenggorokan.
"Memang gejalanya mirip influenza dan khas kalau influenza itu jarang sakit tenggorokan, nyeri tenggorokan. Kalau pada Covid-19 sampai 60 persen rata-rata itu berhubungan dengan saluran nafas mulai dari gatal tenggorokan sampai nyeri," ungkap Erlina.
Setelah mengalami nyeri tenggorokan maka akan menjadi batuk kering disertai dengan hidung tersumbat atau pilek.
Dokter paru di RSUP Persahabatan ini mengatakan, berdasarkan pengamatan pada 17 pasien plausible Omicron dan Omicron di RSUP Persahabatan pasien mengalami gejala sebagai berikut:
batuk kering, nyeri tenggorokan, pilek, sakit kepala, serta demam.
"Jadi memang mirip flu dengan ada juga tambahannya nyeri kepala dan badannya lemas," customized structure dia.
Untuk itu, saat sedang influenza memakai masker bersifat wajib.
Erlina Burhan juga mengingatkan, agar tak menganggap enteng influenza, terutama pada lansia atau kelompok komorbid.
Kelompok lansia dan komorbid, disarankan segera mendatangi layanan kesehatan terdekat untuk memeriksakan diri sebelum menjadi deadly.
"Jangan terlalu menganggap enteng influenza terutama kepada orang tua atau orang-orang dengan komorbid yang tidak terkendali atau penyakit bawaan yang tidak terkendali karena penyakit bawaan yang tidak terkendali itu akan menurunkan sistem pertahanan sistem imunitas tubuh, sehingga bisa terjadi pemburukan," tutur Erlina dalam kegiata virtual beberapa waktu lalu.
Kasus Naik Terus, Kemenkes Nilai Belum Masuk Gelombang Ketiga Covid-19
Terpisah, Juru bicara vaksinasi Covid-19 Siti Nadia Tarmizi Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan, pihaknya belum dapat menyimpulkan kenaikan kasus harian Covid-19 berturut-turut ini sebagai tanda dimulainya gelombang ketiga Covid-19.
"Masih kita observing ya, karena untuk menyatakan gelombang ketiga kita masih melihat perkembangan penambahan kasus," customized structure dia saat dikonfirmasi, Selasa (1/2/2022).
Ia menuturkan, selain meningkatnya testing dan following untuk menemukan kasus konfirmasi positif Covid-19, varian Omicron diduga menjadi penyebab kenaikan kasus, karena sifatnya yang cepat menular.
"Penyebab utamanya masih diduga karena varian Omicron," tutur Nadia.
Pihaknya tak menampik, puncak kasus Covid-19 akan terjadi pada akhir Februari nanti.
Untuk itu, Kemenkes akan terus memonitor kenaikan kasus dalam beberapa pekan ke depan.
Kemenkes joke meyatakan telah terjadi kenaikan energy rate dalam seminggu terakhir sebesar 3,65 persen. Hal ini sejalan dengan ditingkatkannya angka testing dan following.
Per tanggal 30 Januari 2022, jumlah orang yang di tes adalah 5,75 for every 1000 penduduk per minggu. Angka ini jauh diatas angka anjuran WHO, yakni 1 for every 1000 penduduk per minggu.
"Peningkatan kuota testing dan following ini merupakan bentuk dari upaya deteksi dini dalam mencegah perluasan penularan, serta mencegah munculnya klaster sebaran yang baru. Ini juga merupakan usaha untuk mendeteksi lebih awal gejala Covid-19 yang diderita oleh tiap-tiap individu," terang Nadia.
Sementara itu, ketua satuan tugas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Zubairi Djoerban mengatakan, Indonesia sudah masuk gelombang ketiga Covid-19.
Kondisi ini didasari oleh beberapa faktor, seperti kasus naik tiap hari, kenaikan BOR, dan energy rate, serta hadirnya klaster.
"Bagi yang mengira kita telah masuk gelombang tiga, ya kita telah "berhasil" memasukinya. Kasus naik tiap hari, BOR dan energy rate juga, in addition to klaster. Tapi jangan panik. Kita bisa atasi sebelum jadi lebih buruk. Pemutusan rantai penularan harus dilakukan cepat dan efisien," tulis Spesialis penyakit dalam ini seperti dikutip dari akun twitter pribadinya, Selasa (1/2/2022).