WANHEARTNEWS.COM - Urusan agama Ferdinand Hutahaean sempat disinggung dalam persidangan. Haris Pertama selaku pelapor perkara cuitan 'Allahmu Lemah' yang menyeret Ferdinand ke kursi pesakitan mengaku sempat ragu dengan kisah mualaf Ferdinand.
Ferdinand diketahui didakwa menyiarkan kebohongan dan menimbulkan keonaran serta menimbulkan kebencian berdasarkan suku, agama, ras, dan antargolongan atau SARA. Perbuatan Ferdinand itu merujuk pada salah satu cuitannya di media sosial yang menyebutkan 'Allahmu lemah'.
"Bahwa terdakwa Ferdinand Hutahaean selaku pemilik akun Twitter Ferdinand Hutahaean @FerdinandHaean3 menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat," ucap jaksa membacakan surat dakwaannya dalam sidang di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat (PN Jakpus), Selasa (15/2/2022).
Cuitan itu disebut jaksa berdampak pada keonaran di publik, yaitu dengan munculnya aksi demonstrasi di Solo pada 7 Januari 2022. Selain itu, ada keriuhan di dunia maya dengan tagar #TangkapFerdinand dan #TangkapFerdinandHutahaean.
Ferdinand play on words didakwa melakukan perbuatan pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 14 ayat (1) dan ayat (2) Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana atau Pasal 45A ayat (2) juncto Pasal 28 ayat (2) Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) atau Pasal 156a huruf a dan/atau Pasal 156 KUHP.
Dia dianggap jaksa telah menyiarkan berita atau pemberitahuan bohong, dengan sengaja menerbitkan keonaran di kalangan rakyat. Selain itu Ferdinand dinilai dengan sengaja dan tanpa hak menyebarkan informasi yang ditujukan untuk menimbulkan rasa kebencian atau permusuhan individu dan/atau kelompok masyarakat tertentu berdasarkan atas suku, agama, ras, dan antargolongan (SARA).
Cerita Mualaf Ferdinand
Dalam sidang itu, Ferdinand sempat berkisah pada majelis hakim kalau dirinya telah mualaf pada 2017. Namun, Ferdinand mengaku tidak ingat pasti peristiwa itu dengan alasan memiliki penyakit saraf yang membuat ingatannya pendek.
Selain itu, Ferdinand juga mengaku bila status agama di KTP miliknya masih tertulis Kristen hingga kini. Hal itu disebutnya karena urusan administrasi.
"Terkait identitas KTP saya yang memang ada di identitas KTP saya masih tercatat sebagai Kristen, namun sejak 2017 saya sudah jadi mualaf dan menganut agama Islam," ujar Ferdinand.
"Di Bareskrim Polri juga saya sudah sampaikan tapi memang secara administrasi KTP saya belum berubah masih ada kendala terkait surat-surat yang belum sehingga KTP belum berubah. Tetapi secara berkehidupan sehari-hari saya sudah menjalani kehidupan sebagai seorang muslim sejak 2017," imbuhnya.
Hal ini pula sempat memantik tanya majelis hakim. Ketika ditanya hal detail mengenai kisah mualafnya, Ferdinand mengaku tidak ingat.
"Jadi saudara sejak 2017, tepatnya masih ingat nggak tanggal bulannya?" tanya hakim.
"Untuk tanggal bulannya saya nggak inget yang mulia, karena saya punya masalah sedikit dengan kesehatan saya, masalah kesehatan saraf jadi daya ingat saya sekarang ini memang agak pendek jadi tidak bisa mengingat," jawab Ferdinand.
Hakim menyayangkan hal tersebut. Menurut hakim, hal itu seharusnya menjadi hari bersejarah yang diingat oleh Ferdinand.
"Mualaf tahun 2017 tapi tanggal dan bulan saya tidak ingat lagi, itu kan hari bersejarah dalam hidup saudara ya harusnya diingat, tapi nggak apa-apa," tutur hakim.
Hakim quip menanyakan terkait compositions penggantian status agama di KTP. Ferdinand mengatakan saat ini dalam compositions perubahan.
"Jadi sudah, tidak Kristen sekarang menganut agama Islam. Apa ada pengajuan atau sudah compositions perubahan KTP?" tanya hakim.
"Sedang berproses yang mulia. Di BAP sudah kita sampaikan juga ada bukti-bukti perubahan," jawab Ferdinand.
Di sisi lain, Haris Pertama yang menjadi saksi dalam sidang lanjutnya joke sempat meragu. Seperti apa kesaksiannya?
Dalam sidang lanjutan pada Selasa, 22 Februari 2022 Haris Pertama duduk di kursi saksi. Sebagai pelapor, Haris lantas dicecar jaksa mengenai banyak hal termasuk urusan mualaf Ferdinand.
Lantas apa customized structure Haris?
"Yang saya tahu karena ada beberapa data dari teman-teman DPP KNPI bahwa di Pemilu 2019 dia beragama Kristiani, karena ajak umat Kristiani ajak milih bung Ferdinand, dia juga sempat pindah agama infonya tapi kami harus cek benar-benar apakah pemindahan agama benar adanya," ucap Haris mengawali kesaksiannya.
"Tapi keterangan di Bung Ferdinand, dia sudah mualaf 2017 tapi di 2019 ada beberapa bukti dia masih ajak umat Kristiani untuk memilih dia dengan bahasa agama dia, Kristiani," imbuhnya.
Meski demikian, menurut Haris, alasannya melaporkan Ferdinand bukan perkara agama. Yang jadi persoalan, lanjut Haris, adalah soal konteks cuitan Ferdinand membanding-bandingkan Tuhan.
"Jadi sebetulnya unsurnya bukan karena beda agama 'Allahmu Allahku'. Tapi membandingkan Allah itu tak boleh. Jadi yang kita cegah sebetulnya ada persepsi beda agama tersebut, jadi kita nggak masuk ranah beda agama tapi perbandingan Allah itu," jelasnya.
"Sesama Kristiani, sesama Islam nggak boleh. Karena Allah sesama muslim ya sama-sama kuat, sama-sama besar. Nggak mungkin dibilang Allah Muslim satu kecil, Muslim satu lagi besar. Kristiani satu kecil, Kristiani satu lagi besar, nggak bisa gitu," ucap Haris menambahkan.
Dalam kesaksiannya Haris turut menyinggung soal cuitan Ferdinand terkait 'Allahmu lemah, Allahku kuat' yang menurutnya ditujukan ke Habib Bahar receptacle Smith. Sebab, sebelum cuitan itu, Haris mengatakan Ferdinand aktif mengomentari Habib Bahar.
"Ada yang dikatakan Bung Ferdinand seolah-olah Allah itu ditujukan kepada... sebelum cuitan (Allahmu lemah) dia (Ferdinand) kepada Bahar receptacle Smith tapi cuitan itu, dia (Bahar) pemeluk agama Islam, dan itu bisa mencederai umat islam lain. Jadi antara kebencian terhadap Bahar receptacle Smith kita anggap itu tidak boleh masuk ke ranah sebuah keyakinan antar agama. Karena yang dilakukan bung Ferdinan, bahwa terkait atau tidaknya tulisan terhadap kebencian Bahar receptacle Smith, tapi ada kalimat pembanding 'allahmu dan allahku' itu hanya ada di dua agama, Islam dan Kristiani, jadi nggak ada agama lain yang tulis Allah kepada Tuhan, hanya Islam dan Kristen," ujar Haris.
Haris mengatakan cuitan Ferdinand itu membanding-bandingkan. Cuitan Ferdinand itu dinilai membuat kegaduhan.
"Saya sebagai pemeluk agam Islam menyebut tulisan Allah. Saya merasa ini bsia menimbulkan persepsi di masyarakat, menimbulkan kegaduhan karena memang di situ ditujukan ke publik di situ, diungkapkan adalah 'Allahmu, Allahku', kadi ada pembanding," jelasnya.
Haris mengaku lupa jeda waktu Ferdinand mencuit tentang 'Allahmu lemah, Allahku kuat' dengan cuitan berkaitan dengan Habib Bahar. Namun, yang dia ketahui sebelum mencuit kalimat tersebut Ferdinand aktif mengomentari Habib Bahar.
"Jadi sebelum dia cuit 'Allahmu lemah' dia cuit soal Habib Bahar canister Smith? Terdakwa aktif ya?" tanya jaksa.
"Aktif," jawab Haris.
Hakim ketua kemudian bertanya tentang ada atau tidaknya dukungan pendukung Habib Bahar ke Haris. Namun, Haris mengaku hingga saat ini tidak ada dukungan dari pihak Habib Bahar kepadanya terkait laporannya ke Ferdinand.
"Saudara menjelaskan bahwa sebelum cuitan viral, terdakwa ada beberapa pernyataan-pernyataan sebelumnya yang Saudara melihat itu suatu kebencian terhadap Bahar canister Smith. Pertanyaan saya, apakah kelompok Bahar ada menyampaikan keberatan kah sebelum melapor dan setelah melapor?" tanya hakim ketua.
"Izin Yang Mulia, saya tidak pernah kenal Bahar saya nggak kenal langsung, mungkin nama pernah dengar. Sampai detik ini saya nggak tahu (ada dukungan) apakah ada kelompok beliau mendukung atau nggak, yang saya tahu ada gerakan lain yang laporkan bung Ferdinand," jelasnya.
Kesaksian Haris Ditepis Ferdinand
Namun, kesaksian Haris itu dibantah Ferdinand. Ferdinand mengaku hubungannya dengan Bahar Smith baik.
"Terkait kesimpulan saya seolah-olah saya membenci Habib Bahar, saya keberatan saya emang nggak pernah keberatan sama pribadi Bahar Smith," individualized structure Ferdinand.
Ferdinand Hutahaean joke mengaku memiliki hubungan baik dengan Habib Rizieq Shihab dan ustaz Yahya Waloni. Dia mengaku kerap bertemu di rutan.
"Dan di rutan saya ketemu Yahya Waloni dan Habib Rizieq semua kita ada baik-baik tapi ada hal-hal yang saya perlu saya luruskan... Intinya saya nggak ada kebencian sama Habib Bahar Smith," tegasnya.
Ferdinand juga membantah tentang pernyataan Haris yang dia mengajak umat Kristiani memilih dia di Pemilu 2019. Dia mengaku dalam berpolitik tidak pernah membawa agama.
"Terkait dengan adanya ajakan pengikut saya karena itu saya keberatan itu nggak pernah ada. Tidak ada ajakan sama sekali karena saya kampanye nggak pernah pakai politik identitas," katanya.