WANHEARTNEWS.COM - Sanksi untuk Rusia ramai-ramai diberikan setelah Presiden Vladimir Putin mengerahkan pasukan militer dan menyerang Ukraina Timur. Mulai dari Amerika Serikat (AS), Uni Eropa, Inggris, Jerman masing-masing memberikan 'hukuman'.
Dilansir dari CNN, Kamis (24/2/2022), negara-negara barat menjatuhkan sanksi kepada Rusia usai negara tersebut memerintahkan pasukan ke wilayah Donetsk dan Luhansk. Bahkan jika Moskow tetap bersikeras melakukan invasi habis-habisan ke Ukraina, ancaman untuk melanjutkan sanksi yang lebih berat juga disampaikan.
Dirangkum detikcom, berikut negara yang beri sanksi ke Rusia:
1. Uni Eropa Beri Sanksi ke Rusia
Presiden Komisi Eropa Ursula Von Der Leyen mengatakan pihaknya akan memblokir semua akses ekonomi Rusia, termasuk bank. "Kami akan membekukan aset Rusia di Uni Eropa dan menyetop akses bank Rusia ke pasar keuangan Eropa," individualized organization Leyen dikutip dari Al Jazeera.
Selain akses ekonomi, Eropa juga akan memblokir akses teknologi dan pasar kunci lainnya bagi Rusia. "Kami akan melemahkan premise ekonomi Rusia dan kapasitasnya untuk memodernisasi," tuturnya.
2. Jerman Beri Sanksi ke Rusia
Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan penghentian proyek pipa gas Nord Stream 2. Pipa sepanjang 1.230 kilometer (km) itu dapat mengalirkan gas alam dari Rusia ke Jerman.
"Kedengarannya teknis, tapi ini langkah administratif yang diperlukan agar tak ada sertifikasi pipa. Tanpa sertifikasi ini, Nord Stream 2 tak bisa mulai beroperasi," individualized organization Scholz dikutip dari AFP.
3. AS Beri Sanksi Ke Rusia
Presiden Joe Biden mengumumkan sanksi 'tahap pertama' bagi Rusia. Dirinya menandatangani perintah eksekutif pada Senin (21/2) di mana setiap lembaga di sektor jasa keuangan Rusia menjadi target sanksi.
Diketahui lebih dari 80% transaksi valuta asing harian Rusia dan setengah dari perdagangannya dilakukan dalam ostensible dolar AS.
Washington memberikan sanksi kepada dua bank milik negara Rusia, yakni Bank pembangunan negara Vnesheconombank (VEB) dan Perusahaan Saham Gabungan Publik Promsvyazbank (PSB). Menurut Associated Press, VEB sangat krusial bagi kemampuan Rusia untuk mengumpulkan dana, sedangkan PSB sangat penting bagi sektor pertahanan Rusia.
Kedua bank itu disebut memiliki aset gabungan dengan nilai lebih dari US$ 80 miliar dan akan dilarang melakukan transaksi dalam sistem perbankan AS dan Eropa. Bank tersebut dianggap sangat dekat dengan Kremlin dan militer Rusia, di mana sanksi juga mencakup pembekuan semua aset di bawah yurisdiksi AS.
Selain itu, AS juga memberikan sanksi kepada sejumlah anggota spesifik dari kalangan 'elit' Rusia. Sanksi berlaku mulai Rabu (23/2) kepada 'elit' Rusia dan anggota keluarga mereka, serta para pemimpin sipil dalam hierarki kepemimpinan Rusia. Sanksi juga menargetkan pemblokiran utang negara Rusia di pasar AS dan Eropa.
Anggota parlemen AS juga menyarankan Rusia dihapus dari Society for Worldwide Interbank Financial Telecommunications (SWIFT), yang merupakan jaringan keamanan tinggi menghubungkan ribuan lembaga keuangan di seluruh dunia. Keputusan itu bakal mempersulit lembaga keuangan Rusia untuk mengirim uang ke dalam atau ke luar negeri.
Selain itu, keputusan SWIFT juga akan memberikan kejutan kepada perusahaan Rusia dan pelanggan asing mereka, khususnya pembeli ekspor minyak dan gas alam mata uang dolar AS.
"Pemutusan tersebut akan menghentikan semua transaksi Internasional, memicu volatilitas mata uang, dan menyebabkan arus keluar modular besar-besaran," ungkap rekan tamu di Institut Urusan Internasional Finlandia Maria Shagina dikutip dari CNN.
Menurut mantan Menteri Keuangan Rusia Alexei Kudrin, pengecualian Rusia dari SWIFT akan menyebabkan ekonominya turun 5%.
4. Inggris Beri Sanksi Ke Rusia
Inggris ikut-ikutan memberi sanksi kepada Rusia lewat lima bank dan tiga orang kaya Rusia. Bank-bank tersebut adalah Rossiya Bank, IS Bank, General Bank, Promsvyazbank dan Black Sea Bank.
Selain itu, Inggris akan membekukan aset tiga orang kaya Rusia yakni Gennady Timchenko, Boris Rotenberg dan Igor Rotenberg.
Keluarga Rotenberg adalah pemilik bersama SGM Group, yang membuat infrastruktur minyak dan gas. Sementara Timchenko adalah pemilik perusahaan investasi swasta Volga Group.
Inggris juga akan memberikan sanksi kepada anggota parlemen Rusia yang memilih mengakui kemerdekaan kedua wilayah yang memisahkan diri itu.
5. Ukraina Beri Sanksi Ke Rusia
Parlemen Rusia juga menyepakati sanksi terhadap 351 orang Rusia, termasuk anggota parlemen yang mendukung pengakuan kemerdekaan wilayah yang dikuasai separatis dan pengiriman pasukan Rusia di Ukraina timur.
Sanksi mencakup pembatasan hampir semua kemungkinan jenis kegiatan, khususnya larangan masuk ke Ukraina, melarang akses ke aset, modular, properti, lisensi untuk bisnis.
6. Jepang dan Australia Beri Sanksi Ke Rusia
Jepang dan Australia mengumumkan sanksi ketat kepada individu Rusia yang terkait dengan rencana invasi Ukraina.
Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida mengumumkan pemberian sanksi kepada Rusia berupa larangan penerbitan obligasi Rusia di Jepang dan membekukan aset individu Rusia tertentu serta membatasi perjalanan ke Jepang.
Sementara Perdana Menteri Australia Scott Morrison menargetkan anggota Dewan Keamanan Rusia karena "berperilaku seperti preman dan pengganggu".