Ekonom Semprot Mendag Lutfi yang Harga Kedelai Meroket Gegara Babi di China -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Ekonom Semprot Mendag Lutfi yang Harga Kedelai Meroket Gegara Babi di China

Rabu, 23 Februari 2022 | Februari 23, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-23T09:45:01Z

Mendag Lutfi Sebut Babi di China Picu Harga Kedelai Mahal? Ekonom: Ngawur!

WANHEARTNEWS.COM - Beberapa waktu lalu heboh soal pernyataan, babi di China menjadi salah satu penyebab tingginya harga kedelai. 

Hal itu dikatakan oleh Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi.

Menanggapi hal itu, Political Economic and Policy Studies (PEPS) Anthony Budiawan mengatakan pernyataan dari Kementerian Perdagangan itu salah. 

Ia mengatakan tingginya harga kedelai tidak ada hubungan dengan ternak babi di China.

"Menurut saya pernyataan itu memang salah. Ngawur gitu! Itu tidak ada hubungannya. Kita lihat dari 2012 hingga 2018 malah itu selama 5 tahun itu permintaan kedelai di China itu meningkat tetapi harga kedelai malah turun. Konsumsi (kedelai) untuk babi tahun ini sudah mulai turun," katanya, Rabu (23/2/2022).

"Ini Kementerian Perdagangan ini gagal paham, salah paham bagaimana pembentukan harga komoditas pembentukan harga kedelai," tambahnya.

Menurutnya, tingginya harga kedelai karena kebijakan moneter global menerapkan moneter inflationary. 

Istilah itu merupakan kebijakan moneter yang sangat longgar sehingga memicu inflasi terhadap harga komoditas.

"Saat ini tidak hanya harga kedelai saja, semua komoditas dari harga minyak, minyak goreng dikaitkan dengan kelapa sawit dan harga batu bara itu semua naik. Bukan masalah permintaan dunia yang naik," ujarnya.

Kebijakan moneter yang sangat longgar ini berkaitan suku bunga bank sentral yang diturunkan menjadi nol.

"Sebentar lagi harga komoditas kalau kebijakan AS menaikan suku bunga karena mereka sudah inflasi 7% 2021 dan kebijakan moneter di AS memulihkan kondisi ini. Maka harga komoditas bisa turun, seperti pada saat 2012," jelasnya.

Sebagai informasi, Mendag Muhammad Lutfi pernah mengatakan kebutuhan pakan babi di China menyebabkan harga kedelai naik. 

Ia mengungkap negeri tirai bambu tersebut ada lima miliar babi baru yang pakannya adalah kedelai.

"Di China itu, awalnya peternakan babi di sana tidak makan kedelai, tapi sekarang makan kedelai. Apalagi baru-baru ini ada lima miliar babi di peternakan China itu makan kedelai," bebernya.

Keterangan inipun membuat masyarakat bertanya-tanya. Senada, Dirjen Perdagangan Dalam Negeri Oke Nurwan juga mengatakan demikian.

Ia menjelaskan China sekitar dua tahun lalu diterpa flu babi. Hal itu membuat negara tirai bambu harus mereformasi peternakan babinya.

"Nah begitu reformasi peternakan babi dibikin, SOP yang bagus maka butuh kedelai banyak untuk pakan babi. Sehingga, China ini memborong kedelainya," katanya kepada detikcom, Minggu (20/2/2022). dtk

×
Berita Terbaru Update
close