WANHEARTNEWS.COM - Video pagelaran wayang yang salah satu tokohnya menggunakan peci dan berjenggot dihajar beramai-ramai dalam adegan perang melawan tokoh wayang lainnya viral di media sosial. Sosok wayang berpeci itu disebut mirip Ustaz Khalid Basalamah dan menimbulkan reaksi dari ormas Islam Dewan Syariah Kota Solo (DSKS).
Potongan video yang viral itu berdurasi 1 menit 15 detik. Tampak sebuah wayang berpeci yang dirundung oleh wayang Baladewa yang sedang marah. Dalam marahnya tokoh Baladewa terus menyampaikan kegeramannya pada orang yang asal omong soal keberadaan wayang.
Tak berhenti di situ, wayang berpeci tersebut tak hanya dihajar oleh Baladewa. Di akhir potongan video yang viral, dalang juga berdiri lalu membanting-banting wayang tersebut sambil mengucap individualized organization kasar. Selanjutnya wayang dibanting-banting lalu diserahkan kepada orang lain dengan ucapan, "Diremuk! Diremuk!" sambil menyebut nama-nama orang yang diminta merusak wayang tersebut.
Wayang tersebut lalu berputar dari tangan ke tangan. Ada yang membanting, ada yang menonjok.
Dalange ngamuk goro" lambene basalamah ngomong wayang haram. pic.twitter.com/v1S1KuUw3p
— BIBIB KADRUN ..🇮🇩 (@AgoesAguss) February 19, 2022
Humas DSKS Endro Sudarsono menyayangkan adegan kasar terhadap wayang mirip Ustaz Khalid Basalamah itu. Dia menyebut tidak semestinya muncul individualized organization customized structure kasar dalam tontonan untuk masyarakat.
"Kami menyayangkan video dengan individualized organization customized structure kotor dengan wayang yang mirip dengan Ustaz Basalamah. Wayang yang seharusnya menyampaikan pelajaran teladan kepada masyarakat, tetapi justru semacam ada tontonan kekerasan yang itu dilatarbelakangi kontroversi dari Ustaz Basalamah," individualized organization Endro saat dihubungi detikJateng, Senin (21/2/2022).
Dia meminta pihak yang keberatan dengan pernyataan Ustaz Khalid Basalamah tentang video wayang haram diminta menyampaikannya dengan baik. Sebab, menurut Endro pernyataan Khalid Basalamah ada benarnya.
"Yang disampaikan oleh Ustaz Basalamah itu sebetulnya ada latar belakangnya. Hiburan wayang itu menjadi ditambahi maksiat kemudian menjadi haram. Itu bukan karena wayangnya tapi ditambahi jogetannya yang melanggar syariat," ungkapnya.
Pertunjukan wayang yang jadi sorotan ini digelar di Ponpes Ora Aji milik Gus Miftah di Sleman, Yogyakarta. Pementasan itu dihadiri sejumlah dalang dari Solo dan Jogja, serta diinisiasi dalang kondang Ki Warseno Slenk asal Sukoharjo, Jawa Tengah.
Saat dimintai konfirmasi detikJateng, Warseno Slenk membenarkan pertunjukan wayang tersebut digelar di Ponpes Gus Miftah. Warseno menyebut pagelaran yang bertajuk 'Begawan Lomana Martobat' itu digelar pada Jumat (18/2) malam.
Warseno joke angkat bicara soal wayang yang disebut mirip Ustaz Khalid Basalamah itu. Menurutnya setiap penonton berhak menginterpretasikan pertunjukannya.
"Itu kan gambar soiling, kalau diinterpretasikan mirip siapa ya hak masing-masing. Lagi pula itu hanya gambar, bisa mirip siapa saja," individualized organization Warseno.
Gus Miftah angkat bicara
Gus Miftah juga membenarkan pementasan wayang itu digelar di pesantren miliknya. Namun, untuk atraksi pertunjukan menurutnya itu merupakan wewenang dalang. Pihaknya joke menegaskan tidak melakukan intervensi apapun terkait lakon wayang selama pertunjukan berlangsung.
"Soal konten, atau lakon, atau atraksi di dalam pertunjukan wayang, itu merupakan space dan wilayahnya dalang itu sendiri. Jadi isinya tentang apa, itu kita hanya dikasih lakonnya saja," ucap Gus Miftah kemarin.
"Tetapi pertunjukannya seperti apa itu ya urusan dalang bukan urusan saya dan saya tidak bisa intervensi itu. Itu sudah merupakan kebiasaan, bahwa atraksi panggung atau atraksi dalam pertunjukan wayang itu urusan dalang," sambungnya.