Prof. Dr. Zubairi Djoerban: Obat-obat Covid-19 Terbukti tidak bermanfaat, Menyebabkan Efek Samping Serius -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Prof. Dr. Zubairi Djoerban: Obat-obat Covid-19 Terbukti tidak bermanfaat, Menyebabkan Efek Samping Serius

Sabtu, 05 Februari 2022 | Februari 05, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-05T10:32:48Z
WANHEARTNEWS.COM - Prof. Dr. Zubairi Djoerban, Ketua Satgas Penanganan Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI), di akun twitternya @ProfesorZubairi menyampaikan:

Obat-obat yang dulu dipakai untuk Covid-19 dan kini terbukti tidak bermanfaat, bahkan menyebabkan efek samping serius pada beberapa kasus:

-Ivermectin
-Klorokuin
-Oseltamivir
-Plasma Convalescent
-Azithromycin 

(1) Ivermectin

Tidak disetujui Badan Pengawas Obat & Makanan (FDA) AS, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), dan regulator obat Uni Eropa. Banyak laporan pasien yang memerlukan perhatian medis, termasuk rawat inap, setelah konsumsi Ivermectin.

(2) Klorokuin

Memang sudah dipakai oleh ratusan ribu orang di dunia. Namun terbukti malah berbahaya untuk jantung. Manfaat antivirusnya justru enggak ada. Jadi, klorokuin tidak boleh dipakai lagi.

(3) Oseltamivir

Obat ini sebenarnya untuk Influenza. Tidak ada bukti ilmiah untuk mengobati Covid-19. Bahkan, WHO sudah menyatakan obat ini tidak berguna untuk Covid-19. Kecuali saat Anda dites terbukti positif Influenza, yang amat jarang ditemukan di Indonesia.

Kalau Oseltamivir jangan diminum, pilihannya apa?

Ada beberapa pilihan untuk antivirus. Ada Avigan atau Favipiravir dan Molnupiravir, serta Remdesivir. Nanti biar dokter Anda yang memilihkan.

(4) Plasma Convalescent

Selain sama sekali tidak bermanfaat, pemberian Plasma Convalescent juga mahal dan prosesnya begitu memakan waktu. 

Oleh WHO tidak direkomendasikan kecuali dalam konteks uji coba acak dengan kontrol.

(5) Azithromycin

Obat ini juga tidak bermanfaat sebagai terapi Covid-19, baik skala ringan serta sedang. Kecuali ditemukan bakteri—selain virus penyebab Covid-19 dalam tubuh Anda. Kalau hanya Covid-19, maka obat ini tidak diperlukan.

*Sumber: Twit @ProfesorZubairi, Sabtu (05/02/2022) 
×
Berita Terbaru Update
close