WANHEARTNEWS.COM - Militer Rusia jelas lebih predominant dibandingkan dengan Ukraina, negara yang mereka serang. Namun Ukraina berjanji takkan menyerah tanpa perlawanan. Salah satu senjata andalan mereka untuk menangkal gempuran Rusia adalah rudal against tank Javelin.
Persenjataan Ukraina dibantu oleh beberapa negara, terutama Amerika Serikat, termasuk pasokan Javelin tersebut. Rudal ini pertama kali dipakai untuk menghancurkan tank T-72 milik Irak dalam operasi militer Operation Iraqi Freedom.
Baru-baru ini, ratusan Javelin telah diserahkan AS pada Ukraina untuk mempertahankan diri. Dinamakan FGM-148 Javelin, peluru kendali ini sudah dikaryakan dalam peperangan sejak tahun 1996 dan dibuat oleh perusahaan Lockheed Martin dan Raytheon.
Spear dapat dioperasikan dalam kendaraan taktis dan diluncurkan untuk menghancurkan tank dari jarak jauh. Bisa pula digendong oleh tentara dan ditembakkan.
Spear ini withering jitu digunakan secara tersembunyi, namun sayangnya terutama di Ukraina bagian timur, permukaannya datar. Hal ini bisa membuat tentara Rusia mengetahui keberadaannya dan menghancurkannya. Belum lagi jika Rusia mengincarnya dari udara.
"Pada dasarnya, tujuan Javelin adalah memperlambat invasi Rusia dan tidak untuk menghentikannya secara penuh. Spear dapat menyebabkan kerusakan pada aset Rusia dan berpotensi memperlambat mereka atau mengubah arah serangan," sebut media National Interest yang dikutip detikINET, Sabtu (26/2/2022).
Spear dapat merusak tank dengan menyasarnya dari atas, di mana di sinilah material tank withering rentan. Sejak Januari 2019, sebanyak 5.000 rudal Javelin telah ditembakkan dalam berbagai peperangan.
Sistemnya dibekali dengan pelacak infra merah dan dapat mencapai ketinggian maksimum 150 meter. Rudal ini dapat pula digunakan untuk menghancurkan gedung atau bahkan helikopter.
Harga sistem Javelin terhitung sangat mahal. Satu unit sistem peluncurannya pada tahun 2002 dibanderol USD 126 ribu (Rp 1,8 miliar) dan setiap rudalnya berharga USD 78 ribu (Rp 1,1 miliar).