WANHEARTNEWS.COM - Aksi penangkapan yang dilakukan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) dan Densus 88 Antiteror terhadap anggota organisasi massa Islam acapkali berlebihan dan tidak mengedepankan dialog.
Hal ini, kata Wakil Ketua Umum MUI Anwar Abbas, tidak elok dan kurang baik dalam penanganan terorisme.
"Tiba-tiba ditangkap. Anggota ormasnya pun tidak tahu, saya di MUI misalnya tidak tahu, di Muhammadiyah juga enggak tahu. Eloknya di mana?" ujarnya ketika berbincang dengan Kantor Berita Politik RMOL, Senin (21/2).
Menurutnya, jika ada salah satu anggota organisasi massa yang terpapar paham radikalisme, terorisme dan ekstremisme. Maka, sepatutnya BNPT dan Densus 88 melakukan dialog bersama petinggi ormas tersebut dengan pendekatan persuasif agar tidak melukai hati umat Islam yang kerap disandingkan dengan predikat terorisme.
"Kalau misalkan di sebuah ormas ada orang terindikasi, kita dekati, bersama-sama kita berdialog, kita beri perspektif, kita beri edukasi, kita jelaskan implikasi dan konsekuensi hukumnya kan begitu," ucapnya.
Dengan dilakukannya pendekatan dan dialog dengan sejumlah ormas Islam, maka aksi terorisme, radikalisme dan ekstremisme yang terjadi di Indonesia akan menurun.
"Saya rasa itu akan menurun dia. Tapi kan ini enggak dilakukan. Dilihat, dipantau, ini ada dibiarin setelah dua tahun ditangkap, itu enggak bener,” tutupnya. []
Sumber: rmol