WANHEARTNEWS.COM - Lembaga survei Indonesia Political Opinion (IPO) menilai terdapat keberhasilan pembuatan citra Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama menjabat di pemerintahan saat ini.
Hal itu tergambar dari hasil survei yang dilakukan pihaknya pada awal 2022.
Direktur Eksekutif IPO Dedi Kurnia Syah Putra semula memaparkan bahwa mayoritas atau 69 persen responden dalam survei menyatakan puas terhadap kinerja Jokowi.
Namun demikian, hal tersebut tak selaras dengan jawaban yang didapat mengenai taraf hidup masyarakat melalui survei itu.
"Masyarakat menyatakan kondisinya sulit, terutama kehidupan ekonominya. Tapi ketika ditanya apakah puas dengan kinerja pemerintah itu juga menyatakan puas," kata Dedi dalam sebuah diskusi daring, Sabtu (26/2).
"Sehingga, asumsinya adalah jangan-jangan ini semacam keberhasilan pemerintah. Terutama adalah Presiden Joko Widodo dalam membangun reputasi dan citra di mata publik," tambah dia.
Dalam data survei yang dilakukan IPO terdapat 59 orang menyatakan puas dan 10 persen sangat puas terhadap kinerja Presiden selama ini.
Sementara, 26 persen menyatakan tidak puas dan 5 persen lainnya sangat tidak puas.
Hal itu berbeda jauh dengan jawaban responden terkait kinerja Wakil Presiden Ma'ruf Amin.
Hanya 39 persen yang menyatakan puas dan 4 persen lainnya sangat puas. Sementara, 47 persen responden menyatakan tidak puas dan 10 lainnya sangat tidak puas.
Kepuasan itu, kata dia, tidak selaras dengan tanggapan responden soal kehidupannya sehari-hari dari sisi ekonomi dan kesejahteraan.
Dia menuturkan, ada 57 persen masyarakat yang menyatakan kehidupannya sulit.
"Dalam aktivitasnya sebetulnya di masyarakat juga tidak merasakan lebih mudah," jelasnya.
Dalam asumsi tersebut, Dedi menuturkan bahwa seharusnya jika masyarakat puas dengan kinerja pemerintah, maka seharusnya ada kemudahan hidup yang dirasakan.
Sehingga, menurutnya Presiden Joko Widodo telah berhasil membangun citra di publik terkait dengan kerja-kerja yang dilakukannya selama ini.
"Artinya Presiden Joko Widodo berhasil betul menanamkan citra seolah-olah bekerja dengan baik, kemudian pekerjaan itu bisa dipenetrasikan melalui publikasi-publikasi dan propaganda politik," ujarnya.
Sebagai informasi, dalam survei tersebut IPO menggunakan metode multistage random sampling dengan melakukan wawancara melalui sambungan telepon kepada responden.
Total ada 1.220 responden yang dijadikan sebagai informan dalam survei tersebut.
Jumlah itu didasarkan pada 196.420 populasi yang dimiliki IPO sejak periode survei 2019-2021.
Dimana, pengukuran kesalahan (margin of error) dalam penelitian ini mencapai 2,9 persen dengan tingkat akurasi data 95 persen. cnn