WANHEARTNEWS.COM - Viral sejumlah foto dan video garis putih di langit di media sosial. Terdapat narasi yang menyebut garis putih tersebut merupakan chemical trail (chemtrail) yang sengaja disemprotkan oleh pesawat.
Pada sebuah unggahan di Instagram, chemtrail diklaim sebagai penyebab mewabahnya virus corona varian Omicron.
Klaim chemtrail menyebabkan virus corona sudah pernah tersebar pada 2021 lalu. Salah seorang akun instagram mengunggah postingan tersebut pada November 2021.
“Penampakan Chemtrail di Depok, Cirebon, Sumedang, Indramayu, Semarang, Brebes hingga Aceh,” tulis salah satu akun instagram.
Kemudian ada salah seorang warganet yang menyebut bahwa kejadian itu membuat keluarganya mengalami gejala batuk dan juga flu.
“Dari langit Langsa (Aceh) Selasa 2 November 2021, chemtrail party, 3 pesawat sekaligus, setiap hari penampakan dan berkali-kali, sekeluarga kena gejala batuk flu,” tulisnya.
Dari penelusuran kumparan, istilah chemtrail sudah menjadi topik dari teori konspirasi sejak lama, namun kembali diperbincangkan di tengah masa pandemi.
Dari teori konspirasi itu menyebut chemtrail yang berupa garis putih di langit sengaja dikeluarkan untuk mengeluarkan zat kimia sehingga menyebabkan manusia mengalami penyakit-penyakit tertentu.
Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Thomas Djamaluddin, buka suara atas fenomena garis putih pada langit tersebut. Ia menegaskan, bahwa yang terjadi bukan penyebaran chemtrail seperti yang diklaim di media sosial.
"Itu contrail (condensation trail) atau jejak kondensasi (berbentuk jejak awan) karena gas buang pesawat bertemu dengan udara dingin di jalur terbang pesawat," jelasnya kepada kumparan, Rabu (16/2).
Sementara itu, dikutip dari situs resmi Satgas COVID-19 RI, bahwa teori tentang chemtrail masih belum dapat dibuktikan. Namun penampakan kabut pesawat yang diduga chemtrail penyebab omicron dan varian COVID-19 lainnya dipastikan adalah hoaks.
Ini lah serbuk YG di siram dari udara pake pesawat virus OMICRON ...BEGITU KEJAM nya😡 pic.twitter.com/J0VyQuZnqh
— Ranti Basuki (@BasukiRanti) February 16, 2022
"Narasi dan video yang menyatakan garis asap putih yang ada di langit Pantura adalah chemtrails yang dibuat untuk membuat orang-orang sakit hingga positif virus COVID-19 adalah hoaks," tegasnya.
EPA keluarkan laporan menampik hoaks chemtrail
Environmental Protection Agency (EPA) pernah mengeluarkan laporan terkait fenomena garis putih di langit yang diduga chemtrails oleh banyak negara di dunia.
EPA menyebut, akibat kelembaban tinggi, jejak asap (contrail) akan terjadi terus menerus. Partikel es baru kemudian terbentuk dan muncul dalam ukuran tertentu dengan mengambil air dari atmosfer di sekitarnya.
"Proses ini akan menghasilkan garis berbentuk garis contrail hingga meluas untuk jarak luas di belakang pesawat terbang. Contrails dapat bertahan selama berjam-jam saat muncul dan melebar dari 200 meter hingga 400 meter. Ia tersebar karena turbulensi udara yang diciptakan oleh pergerakan pesawat, perbedaan kecepatan angin sepanjang jalur penerbangan, dan kemungkinan melalui efek pemanasan matahari," terangnya dalam laporan tersebut.
Sumber: kumparan