Insiden Wadas Pataka Politik Buat Ganjar, Pengamat: Pemilih Tak Bisa Dibodohi Lagi dengan Pencitraan -->

Notification

×

Iklan

Iklan

Indeks Berita

Tag Terpopuler

Insiden Wadas Pataka Politik Buat Ganjar, Pengamat: Pemilih Tak Bisa Dibodohi Lagi dengan Pencitraan

Selasa, 15 Februari 2022 | Februari 15, 2022 WIB | 0 Views Last Updated 2022-02-15T08:56:38Z

WANHEARTNEWS.COM - Gejolak yang terjadi di Desa Wadas, Purworejo terkait tambang batu andesit untuk pembangunan Bendungan Bener telah memberi dampak negatif kepada pribadi Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Dampak negatif yang didapat Ganjar setidaknya terkait tingkat elektabilitasnya yang melorot selama kurun waktu Agustus 2021, Desember 2021, dan Februari 2022.

Temuan tersebut direkam Lembaga Survei & Polling Indonesia (SPIN) dalam riset kuantitatif terbarunya pada 31 Januari hingga 11 Februari 2022 yang melibatkan 1.230 responden dari 34 provinsi.

SPIN mencatat elektabilitas Ganjar pada Agustus 2021 berada di kisaran 15,6 persen, sementara di Desember 2021 turun menjadi 13,1 persen, dan Februari 2022 turun lagi menjadi 12,8 persen.

Direktur SPIN, Igor Dirgantara, dalam rilis surveinya kemarin melihat penurunan elektabilitas Ganjar yang konsisten terjadi salah satunya dipicu prahara yang terjadi di Wadas.

Direktur Political and Public Policy Studies (P3S), Jerry Massie sependapat dengan Igor yang menilai tingkat elektabilitas Ganjar yang turun lantaran pola kepemimpinannya pada kisruh Wadas tak memihak kepada warga sekitar.

"Bagi saya akan sulit menaikan lagi elektabilitas Ganjar Pranowo ini, akibat lemahnya kepemimpinan dia," ujar Jerry kepada Kantor Berita Politik RMOL, Selasa (15/2).

Pada kejadian di Wadas, Jerry melihat sikap Ganjar cenderung mendukung pelaksana proyek penambangan batu andesit tanpa menghiraukan tuntutan warga yang terancam lingkungan hidupnya.

"Saya lihat Ganjar akan dikendalikan para oligarki," tuturnya.

Maka dari itu, Jerry memperkirakan Ganjar akan sulit maju sebagai capres 2024 apabila elektabilitasnya tergerus dengan perilakunya sendiri.

"Para pemilih tak bisa dibodohi lagi dengan pencitraan murahan," demikian Jerry. 

Sumber: RMOL
×
Berita Terbaru Update
close