WANHEARTNEWS.COM - Kondisi sosial dan ekonomi Indonesia saat ini sedang tidak baik-baik saja. Indikasinya, harga-harga kebutuhan pokok seperti kedelai, minyak goreng, dan daging sapi mengalami kenaikan. Bukan hanya itu, harga BBM, tarif dasar listrik, dan tarif tol juga mengalami kenaikan.
Pernyataan itu disampaikan oleh Ketua Umum Partai Demokrat (AHY) saat membuka Bimbingan Teknis (Bimtek) DPRD Fraksi Partai Demokrat (FPD) se-Indonesia Gelombang V, Senin malam (14/3).
Menurut AHY, yang lebih disayangkan, kenaikan harga dilakukan pemerintah dilakukan secara diam-diam.
“Tiba-tiba sudah naik saja. Rakyat yang lagi sulit hidupnya saat ini akibat belum pulihnya perekonomian rumah tangga mereka, seolah dipaksa begitu saja untuk menerima keadaan. Kita semua seperti di “fait accompli”, dipaksa menerima keadaan ini!” lanjut AHY.
Kondisi yang tidak baik itu ditambah lagi dengan isu penundaan Pemilu 2024. Penundaan tersebut menurut AHY sangat tidak logis dan tidak masuk akal.
Dalam pandangan AHY, alasan menunda pemilu yang disampaikan kelompok pemerintah karena mahal tidak masuk akal. Sebab, jika memang anggaran yang menjadi alasan, KPU telah mengusulkan anggaran Rp 86,2 triliun untuk penyelenggaraan pemilu serentak 2024.
Kat AHY, alasan anggaran menjadi tidak relevan karena di tengah pandemi seperti saat ini, pemerintah hendak menggelontorkan anggaran lebih dari Rp 500 triliun untuk pembangunan Ibu Kota negara (IKN) yang lebih dari separuh akan dibiayai dari APBN.
"Bagaimana mungkin agenda pembangunan yang tiba-tiba muncul, di tengah kondisi ekonomi yang sedang tidak baik-baik saja ini, mendorong kita untuk mengubah aturan konstitusi yang notabene merupakan amanah gerakan reformasi?” seru AHY.
Sumber: rmol